Bayangkan dengan jumlah sampah di Indonesia yang berjumlah 67,8 juta ton, 40 persennya plastik dan kertasnya kita masih impor
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong semua pihak melakukan pemilahan sampah dari rumah guna mempermudah dan mendukung pemanfaatan sampah untuk bahan baku industri daur ulang.

Dalam pembukaan Festival Peduli Sampah Nasional 2022 di Jakarta, Selasa, Dirjen Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengatakan pendekatan ekonomi sirkular untuk mendorong pemanfaatan sampah oleh sektor industri membutuhkan bahan baku sampah yang tidak bercampur dengan jenis lainnya.

"Kita bicara industri yang akan menggunakan sampah dan ketika menggunakan sampah tidak bisa menggunakan yang kotor. Kita harus menggunakan sampah yang sudah terpilah," tutur dia.

Dia mengingatkan semua pihak melakukan pemilahan sampah dimulai dari rumah. Pemilahan dari rumah akan menghasilkan kualitas bahan baku daur ulang yang baik karena tidak tercampur dengan jenis sampah yang lain.

Baca juga: Kiat memulai hidup minim sampah

Pemilahan itu, kata dia, penting untuk mendorong ketersediaan bahan baku daur ulang mengingat Indonesia hingga saat ini masih mengimpor sampah untuk kebutuhan industri daur ulang.

"Bayangkan dengan jumlah sampah di Indonesia yang berjumlah 67,8 juta ton, 40 persennya plastik dan kertasnya kita masih impor," ucap Vivien.

Dia memberi contoh adanya kebutuhan bahan baku daur ulang kertas sekitar enam juta ton per tahun dengan 40 persen dari kebutuhan tersebut harus dipenuhi dengan impor.

"Karena kita belum memilah dengan baik. Saya tidak henti-hentinya ketika ada kesempatan untuk bisa berbicara yaitu mengingatkan bahwa ayo kita pilah sampah dari rumah," katanya.

Dia mengingatkan juga agar sampah yang sudah dipilah dibawa ke lokasi yang memastikan sampah tersebut tidak akan tercampur kembali dan dapat diambil oleh industri.

Salah satunya, kata dia, masyarakat dapat membawa sampah yang terpilah itu ke bank-bank sampah, yang jumlahnya saat ini sudah berkembang pesat.

Baca juga: Menyulap sampah jadi toko kecantikan
Baca juga: Lembaga peduli lingkungan dorong kolaborasi pengelolaan sampah plastik
Baca juga: Program digital DIVERT untuk tangani masalah rantai pasok limbah

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022