Jakarta (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai investasi Telkomsel ke Gojek-Tokopedia (GoTo) berpotensi memajukan industri telekomunikasi sekaligus juga bertujuan untuk pengembangan portofolio bisnis Grup Telkom Indonesia.

"Investasi ini semata-mata adalah pengembangan portofolio bisnis yang saat ini menghadapi pertumbuhan yang stagnan di industri inti telekomunikasi," kata Anggota Komisi VI DPR RI Harris Turino di Jakarta, Selasa.
 
Harris memandang investasi tersebut bukan semata-mata untuk memperoleh capital gain jangka pendek, tetapi menciptakan sinergi antara Telkomsel dan GoTo di masa mendatang.
 
Telkomsel membeli saham GoTo seharga Rp270 per lembar saham dengan besaran dana investasi mencapai Rp6,4 triliun. Harga beli itu lebih rendah dibandingkan dengan harga IPO sebesar Rp338 per lembar.

Baca juga: Dirut Telkom: Investasi di GoTo sesuai prinsip tata kelola perusahaan
 
"Jumlah saham yang dimiliki adalah 23,7 juta lembar saham. Kalau dilihat dari harga saham GoTo saat ini, maka sebenarnya Telkom sudah mencetak laba unrealized sebesar Rp2,8 triliun dari investasi tersebut," ujar Harris.
 
Sementara itu, Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam menjelaskan tahapan-tahapan dari proses investasi pada GoTo termasuk keuntungan-keuntungan yang didapat dari investasi tersebut.
 
"Kami telah memaparkan secara rinci kepada Komisi VI DPR terkait setiap proses pengambilan keputusan serta dasar atas aksi korporasi Telkomsel yang memutuskan untuk berinvestasi pada GoTo," kata Hendri.
 
Ia mengapresiasi DPR yang telah memberikan kesempatan bagi pihaknya untuk memberikan penjelasan yang komprehensif melalui rapat Panja Investasi BUMN yang digelar hari ini di Gedung DPR RI.
 
Hendri menegaskan investasi Telkomsel di GoTo adalah murni keputusan profesional, sesuai aturan tata kelola yang baik atau good corporate governance (GCG) dan mengacu pada business rules yang berlaku.

Baca juga: DPR nilai aksi korporasi Telkom dan Telkomsel tak melanggar hukum
 
Proses evaluasi dan persetujuan investasi senilai 450 juta dolar AS di Gojek dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan penasihat finansial dan legal independen.
 
Menurut Hendri pada saat persetujuan investasi 16 November 2020, tidak ada keterlibatan komisaris Telkom. Keputusan investasi hanya sampai pada persetujuan akhir Telkom dan Singtel dalam rapat dewan komisaris Telkomsel.
 
Selain itu, proses investasi Telkomsel di Gojek juga telah merujuk pada peraturan perundang-undangan dan regulasi yang berlaku, yakni Kitab UU Hukum Perdata, UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PP Nomor 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas, dan anggaran dasar Telkomsel Nomor 69 Tahun 2008.
 
"Investasi Telkomsel ke GoTo lebih bertujuan menghasilkan value synergic positif untuk menciptakan dan memperkuat ekosistem digital nasional," ujar Hendri.

Hingga kini, dari hasil investasi di Goto, Telkomsel telah menikmati nilai sinergi sebesar Rp 473,8 miliar pada 2021 dan Rp 153,7 miliar pada kuartal I-2022.

Sinergi tersebut berasal dari jumlah pengguna Gojek yang menggunakan Telkomsel meningkat 25,7 persen secara year on year, penetrasi jumlah pengguna paket swadaya Telkomsel sekitar 92 persen dari total pengemudi Gojek yang menggunakan Telkomsel, pengemudi Gojek sebagai pengecer tumbuh 74,3 persen secara tahunan, transaksi pembelian paket di GoPulsa tumbuh 131,8 persen, dan pertumbuhan paket data di aplikasi MyTelkomsel menggunakan GoPay tumbuh 50,4 persen


Baca juga: Analis: Tujuan utama investasi Telkom di GoTo untuk menunjang bisnis

Baca juga: Pengamat nilai investasi Telkom ke GoTo telah memenuhi semua ketentuan

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022