Bengkulu (ANTARA News) - Beberapa perahu nelayan tradisional di kawasan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu hilang akibat diterjang badai disertai angin kencang, namun tidak terjadi korban jiwa.

Ahmad (38) sejak pagi berangkat memancing ikan di kawasan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, sedangkan cuaca sudah tidak bersahabat sekitar pukul 14.00 tiba angin kencang disertai badai, akhirnya perahunya terbalik dan hilang, kata nya di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan, pada saat gelombang disertai angin kencang perahunya oleng dan terombang ambing, ia hanya bertahan pada salah satu pengayuh dan cepat ditolong kapal ikan sedang parkir disekitar itu.

"Saat perahu terbalik saya hanya bertahan pada pengayuh, setelah itu perahu menghilang dan ia cepat mendapat pertolongan awak kapal," katanya.

Sejak pagi pihaknya sudah ragu-ragu untuk mancing ikan, namun sudah berjanji dengan teman akhirnya turun juga, tiba dikolam pelabuhan ternyata teman itu tidak mancing dan terpkasa turun sendirian, ujarnya.

Pada saat angin kencang dan gelombang tinggi itu, ada beberapa perahu nelayan tardsional juga hanyut dan hilang, badai kali ini cukup kuat setelah memasuki tahun 2012, ujarnya.

Peritiwa tersebut juga dirasakan nelayan mencari ikan dengan menggunakan jaring, tidak hanya perahunya hanyut, tapi jaringnya pun hilang, untung saja ada pelapung jerigen untuk tempat ikan, kata Amsar seorang nelayan tradisonal.

Ia mengatakan, meskipun hari libur pihaknya tetap melaut karena permintaan ikan segar cukup tinggi, terutama pada sore hari karena sudah ditunggu pedagang, ujarnya.

Sejak gelombang tinggi beberapa hari terakhir permintaan ikan segara meningkat karena nelayan kapal sebagian besar tidak melaut, sedangkan permintaan ikan cukup tinggi, kata.

Seorang petugas Tempat pelelangan Ikan di kawasan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Samsul membenarkan, saat badai besar terjadi perahu nelayan tradisonal hilang, namun hingga saat ini belum ada informasi korban jiwa.

Sedangkan pasokan ikan hasil tangkapan nelayan kapal sepi, mereka sebagian besar istirahat, yang masih melaut aalah nelayan kecil menggunakan perahu kayuh, ujarnya.

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Suparwi mengimbau, kepada nelayan untuk tidak melaut karena beberapa hari ke depan masih berpotensi gelombang tinggi disertai angin kencang.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012