Selalu dirawat dan dibersihkan, karena kami telah menempatkan juru pelihara di beberapa cagar budaya
Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh menyatakan bahwa semua cagar budaya di kota setempat selalu dalam perawatan dan terjaga kebersihannya.

"Ya betul, selalu dirawat dan dibersihkan, karena kami telah menempatkan juru pelihara di beberapa cagar budaya," kata Kabid Kebudayaan Disdikbud Banda Aceh Husni Alamsyah, di Banda Aceh, Rabu.

Menanggapi informasi temuan pemerhati sejarah dan budaya terkait cagar budaya di Banda Aceh yang dinilai terbengkalai serta tidak terawat, ia mengatakan sejauh ini cagar budaya di Banda Aceh lebih kurang sebanyak 70 situs, baik itu tingkat pusat, provinsi maupun daerah kota sendiri.

Namun, sejauh ini pihaknya tidak memiliki anggaran khusus untuk biaya pemeliharaan terhadap masing-masing cagar budaya tersebut.

"Anggaran pemeliharaan masing-masing cagar tidak ada, yang ada honor juru pelihara sebesar Rp600 ribu per bulan," katanya.

Kemudian, kata dia, berdasarkan laporan yang diterima, kurang terurusnya aset wisata sejarah di masjid cagar budaya Baiturrahim Ulee Lheue Banda Aceh seperti yang disampaikan pemerhati sejarah tersebut karena ada pergantian pengurus.

"Kendati demikian pengurus BKM baru akan melihat apa yang harus diperbaiki," kata Husni Alamsyah.

Sebelumnya, pemerhati sejarah dan budaya Aceh Tarmizi A Hamid menemukan sejumlah aset wisata sejarah dan budaya di kawasan Ulee Lheue Banda Aceh terbengkalai. Bahkan, foto kenangan tsunami di sana juga banyak yang sudah rusak.

"Kita melihat aset wisata sejarah dan budaya di masjid cagar budaya Baiturrahim Ulee Lheue Banda Aceh terbengkalai," katanya.

Terbengkalainya cagar budaya ini diketahui saat dirinya mendampingi serta memandu ilmu budaya dan arkeologi sejarah kepada para pemandu wisata Banda Aceh, demikian Tarmizi A Hamid .

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022