Sebaliknya, mereka sudah mengontrak kenaikan baru sebagai skenario yang paling mungkin
Brasilia (ANTARA) - Bank sentral Brazil pada Rabu (15/6/2022) menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps), sejalan dengan ekspektasi pasar dan mengisyaratkan peningkatan lain yang datang dalam siklus kenaikan suku bunga paling agresif di dunia.

Komite penetapan suku bunga bank, yang dikenal sebagai Copom, menaikkan suku bunga acuan Selic menjadi 13,25 persen, level tertinggi sejak awal 2017 dan naik tajam dari rekor terendah 2,0 persen pada Maret 2021. Jajak pendapat Reuters pekan lalu menemukan 25 dari 30 ekonom memperkirakan kenaikan 50 basis poin.

Namun, ada keraguan tentang apakah pembuat kebijakan akan melanjutkan kenaikan ke-12 berturut-turut pada Agustus, menambah siklus kenaikan suku bunga terbesar saat ini di antara ekonomi utama.

"Untuk pertemuan berikutnya, Komite memperkirakan penyesuaian baru, dengan besaran yang sama atau lebih rendah," tulis pembuat kebijakan dalam pernyataan keputusan mereka.

Keputusan untuk melanjutkan dengan kenaikan suku bunga agresif, yang diperkirakan akan mendinginkan ekonomi terbesar Amerika Latin mulai paruh kedua tahun ini, datang ketika Federal Reserve (Fed) AS menyetujui kenaikan suku bunga terbesarnya dalam lebih dari seperempat abad untuk mengekang dampak lonjakan harga-harga komoditas dan kekacauan dalam rantai pasokan global.

Baca juga: Bank sentral AS naikkan suku bunga 75 bps di tengah kejutan inflasi

Copom juga mencatat bahwa indikator ekonomi Brazil sejak pertemuannya bulan lalu menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari yang diperkirakan, sementara data inflasi lebih buruk dari yang diantisipasi.

Harga konsumen Brazil naik 11,7 persen dalam 12 bulan hingga Mei, dengan tekanan inflasi yang terus-menerus dan meluas di seluruh ekonomi negara itu mempengaruhi ekspektasi untuk tahun depan.

Pedro Hallack, seorang ekonom di Guide Investimentos, mengatakan pernyataan Copom lebih hawkish dari yang diperkirakan, melewatkan kesempatan untuk menandakan berakhirnya siklus pengetatan.

"Sebaliknya, mereka sudah mengontrak kenaikan baru sebagai skenario yang paling mungkin," kata Hallack, memperkirakan kenaikan lain sebesar 50 basis poin pada Agustus.

Copom dalam keputusannya menandai gelombang keringanan pajak yang diusulkan, yang telah didorong oleh Presiden Jair Bolsonaro dalam upaya untuk mengurangi inflasi menjelang pemilihan presiden Oktober.

Analisis Reuters menemukan sebagian besar dari keringanan pajak tersebut akan berakhir pada akhir 2022, membuat para analis memperingatkan tekanan inflasi yang membayangi awal tahun depan.

Pembuat kebijakan menyoroti dalam keputusan mereka bahwa langkah-langkah pajak akan meningkatkan inflasi. Copom mengatakan pihaknya memperkirakan inflasi 8,8 persen pada 2022 dan 4,0 persen pada 2023, tanpa memasukkan dampak tindakan pajak, di atas target resmi masing-masing 3,5 persen dan 3,25 persen.

Baca juga: Bank-bank besar AS naikkan suku bunga utama, samai kenaikan The Fed
Baca juga: Bank sentral Brazil mulai uji coba WhatsApp Pay


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022