Masyarakat golongan ekonomi bawah masih membutuhkan
Depok (ANTARA News) - Kementrian Perhubungan menjamin Kereta Rel Listrik (KRL) tetap beroperasi karena keberadaannya masih dibutuhkan oleh masyarakat.

"Masyarakat golongan ekonomi bawah masih membutuhkan, untuk itu kita tetap pertahankan," kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono dalam acara Seminar Nasional Perkeretapian yang bertajuk "Membangun Kereta Api Indonesia Masa Depan" di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI) di Depok, Rabu.

Sebelumnya masyarakat resah dengan adanya kabar yang menyatakan mulai April 2012 Kereta Rel Listrik (KRL) ekonomi akan dihapuskan.

Menurut dia hingga kini tak ada rencana apapun dari pemerintah untuk menghapuskan KRL ekonomi. Dikatakannya KRL ekonomi masih ada dan akan kita pertahankan karena masih layak kita jalankan.

Sementara itu Humas PT KAI Daops I Mateta Rijalulhaq mengatakan masalah yang menyangkut KRL ekonomi merupakan kewenangan pemerintah. Pihaknya hanya berwenang mengoperasikan KRL ekonomi.

Untuk menghapus atau menjalankan KRL ekonomi itu pemerintah kami dari PT KAI berusaha meningkatkan kualitas pelayanan.

Ia mengatakan permasalahan yang yang ingin kita selesaikan adalah menciptakan kondisi perkeretaapian yang bebas dari penumpang atap. Namun, hingga saat ini belum bisa terlaksana.

Dia mengatakan berbagai upaya telah dilakukan mulai dari sosialisasi sampai dengan tindakan pengusiran dalam berbagai bentuk. Misalnya dilakukan tindakan pengusiran mulai dilakukan dengan cara menuangkan oli di atap kereta, memasang kawat berduri, menyemprotkan cat warna dan memasang palang pintu koboi.

"Usaha ini masih belum membuat penumpang atap takut naik ke atap kereta," ujarnya yang lalu menambahkan bahwa masalah hukum katanya merupakan wewenang kepolisian terkait masalah penindakan hukum.

Hal senada dikatakan oleh Kepala Stasiun Depok Lama, Dwi Purwanto, yang mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai hal untuk mencegah penumpang naik di atap kereta, namun hasilnya belum memuaskan.

Ia mencontohkan pihaknya telah melakukan dengan cara memasang paku di atap kereta dan menaburkan oli, tetapi masih saja penumpang tidak merasa jera.

Lebih lanjut ia mengatakan penerapan denda atau sidang ditempat kejadian juga pernah dilakukan di stasiun Pasar Minggu Jakarta Selatan lengkap dengan polisi jaksa dan hakim, namun hal tersebut juga belum memberikan efek jera kepada penumpang.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencanangkan atap kereta api khususnya Kereta Rel Listrik (KRL) harus bersih dari penumpang. Untuk mewujudkan hal tersebut berbagai cara ditempuh PT KAI (Persero) agar penumpang di atap KRL berkurang hingga akhirnya tidak ada lagi penumpang di atap.

Menurut Dwi sosialisasi lainnya adalah dengan mengundang Ustad untuk memberikan pengertian kepada para penumpang, tentang bahaya yang mengancam keselamatan jiwa jika naik di atap KRl, namun belum juga memberikan perubahan kepada para penumpang.

"Pada Jumat (6/1) kami mengundang ustad memberikan himbauan kepada penumpang untuk tidak naik di atap kereta, tapi dampaknya belum dirasakan hingga saat ini," katanya.

Ia mengatakan naik di atap KRL memang sangat berbahaya bagai keselamtan jiwa penumpang pada 2011 seorang penumpang tewas tersengat aliran listrik tegangan tinggi ketika naik di atas KRL.

"Seharusnya kejadian ini memberikan efek jera bagi penumpang, tapi hingga pengaruhnya hanya sedikit," ujarnya.

(F006)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012