Gorontalo (ANTARA News) - Kelangkaan bensin di Gorontalo selama dua minggu bukan disebabkan pasokan, tetapi lebih karena ulah spekulan.

Hal itu disampaikan Sales Representative Pertamina Wilayah Gorontalo, Wira Pratama, seusai mengikuti pertemuan bersama Gubernur Gorontalo membahas persoalan antrian di SPBU, Rabu malam.

"Pasokan kami hanya berkurang sedikit, dari 275 KL menjadi 250 KL, jadi seharusnya tidak sampai terjadi antrian panjang seperti yang terjadi beberapa hari ini," ujarnya.

Ada beberapa modus operandi spekulan tersebut, di antaranya bolak-balik membeli bensin di SPBU, membeli bensin dengan menggunakan galon atau kendaraan yang sudah dimodifikasi tankinya sehingga bisa memuat lebih banyak.

"Ada juga yang menggunakan oknum aparat untuk membeli lebih dari ukuran seperti yang terjadi di SPBU Jl Agus Salim," katanya.

Pertamina sendiri sejak beberapa bulan lalu sudah menyebarkan edaran kepada pengelola SPBU yang berisi larangan membeli bensin dengan galon, namun tidak berjalan dengan optimal.

"Dalam edaran juga sudah diatur pembatasan pembelian bensin jika terjadi antrian panjang seperti saat ini, namun juga tidak berjalan dengan baik," katanya.

Sebab tidak optimal, lanjutnya, karena masih ada kekhawatiran dari pengelola SPBU mengingat penolakan masyarakat yang begitu kuat.

"Jadi mereka butuh back-up dari aparat agar lebih berani, akan lebih efektif lagi jika dijaga polisi, TNI, dan pihak POM TNI," katanya.

Karena itu Wira mempunyai harapan besar pertemuan yang digagas Gubernur dengan melibatkan semua pihak ini bisa efektif untuk menegakkan surat edaran tersebut sehingga antrian di SPBU dapat dikurangi. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012