New York (ANTARA) - Gelombang kejahatan kebencian atau hate crime yang semakin memburuk dan penembakan massal di Amerika Serikat dinilai berpotensi memunculkan rintangan yang lebih besar bagi pemulihan pariwisata internasional jangka panjang di negeri Paman Sam, demikian menurut situs berita industri perjalanan AS, Skift.

Bahkan tanpa persyaratan tes untuk masuk ke wilayah negara itu, wisatawan mancanegara kemungkinan akan menunda sebelum bergegas kembali ke negara dengan kejahatan kebencian dan penembakan massal yang terlalu sering terjadi, jelas laporan itu dikutip Xinhua Kamis (16/6).

"Media sosial dan berita tampaknya mengindikasikan bahwa warga Amerika juga tidak merasa aman. Jadi bagaimana mungkin wisatawan dapat merasa lebih aman?" kata Larissa De Villa, seorang keturunan Australia-Asia yang merupakan tenaga profesional di bidang teknologi informasi, dalam laporan itu.

Kedatangan internasional di AS tercatat di angka sekitar 22 juta pada 2021, turun dari level prapandemi sebanyak 80 juta pengunjung per tahun.

"Jalan menuju pemulihan terkait kunjungan masuk masih panjang," demikian laporan itu.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2022