saya sangat menghormati doktrin pemisahan kekuasaan dan kebebasan di setiap cabang.​​​​​​​ Saya jamin independensi semua lembaga, terutama yudikatif dan juga legislatif akan terus dilindungi oleh pemerintah
Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yakoob menginstruksikan jajarannya untuk mempelajari dan meninjau ulang undang-undang (UU) yang ada termasuk 147 yang dianggap usang.

Ia menyampaikan pernyataan itu saat meresmikan perayaan Golden Jubilee Fakultas Hukum Universitas Malaya (UM), seperti dilaporkan Bernama, Jumat.

Ismail Sabri mengatakan ada kebutuhan mendesak agar undang-undang negara diubah untuk mengikuti perubahan zaman. Dan perbaikan akan memastikan kesejahteraan Keluarga Malaysia.

Perdana menteri mengatakan pemerintah telah menerapkan transformasi hukum yang signifikan. Dirinya telah menginstruksikan Divisi Urusan Hukum Departemen Perdana Menteri untuk mempelajari dan meninjau undang-undang yang ada, termasuk 147 yang dianggap usang.

Baca juga: Pemerintah dan oposisi bertemu bahas RUU Anti Lompat Partai

Sebagai contoh, teknologi digital berkembang pesat. Dalam konteks tersebut, undang-undang yang ada sudah tidak relevan lagi dengan booming teknologi digital, bahkan agak ketinggalan dengan perubahan yang terjadi saat ini.

“Undang-undang yang ada seperti 'Common Gaming Houses Act 1953', misalnya, hanya berlaku untuk penegakan terhadap aktivitas perjudian di dalam gedung dan tidak secara 'online',” katanya.

Sementara itu, perdana menteri mengatakan pemerintah sedang menerapkan beberapa langkah proaktif dalam memberdayakan hukum negara, di antaranya adalah usulan untuk menghapus hukuman mati wajib.

Banyak yang bingung tentang penghapusan hukuman mati wajib yang diumumkan baru-baru ini, seolah-olah hukuman mati telah dihapuskan.

“Pemerintah belum menghapus hukuman mati, tetapi (sekarang) akan diserahkan kepada kekuasaan dan kebijaksanaan hakim untuk menentukan apakah seorang pelanggar harus diberikan hukuman mati atau hukuman alternatif,” katanya.

Ia mengatakan, tujuan tersebut harus menjadi dasar dan kebijakan bagi pemerintah dan pembuat kebijakan dalam hal-hal yang berkaitan dengan pemidanaan untuk menemukan hukuman yang terbaik, tepat dan efektif.

Ismail Sabri juga mengatakan bahwa fenomena lompat partai, terutama setelah Pemilihan Umum ke-14, telah menghambat proses demokrasi konstitusional di Malaysia.

Dalam hal ini, ia mengatakan Rancangan Undang-Undang (RUU) Anti Lompat Partai  oleh Panitia Khusus Parlemen sekarang dalam tahap akhir dan diharapkan akan diajukan di Parlemen pada bulan Juli.

Selain itu, perdana menteri mengatakan ada juga RUU Pendanaan Politik untuk meningkatkan transparansi kontribusi politik dengan mengurangi risiko korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang terkait dengannya.

Sementara itu, Ismail Sabri mengatakan tiga pilar penting dalam Demokrasi Parlementer dengan Monarki Konstitusional, yakni Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif memiliki perannya masing-masing.

Ia mengatakan setiap kebijakan yang dirumuskan pemerintah dilandasi semangat kebersamaan dengan memperhatikan kepentingan setiap agama, ras dan seluruh keluarga Malaysia.

Perdana menteri mengatakan undang-undang yang disahkan di Parlemen diperdebatkan dengan semangat yang sama oleh anggota Dewan Rakyat, menambahkan bahwa Peradilan juga harus melakukan hal yang sama ketika menafsirkan undang-undang tersebut.

“Sebagai seseorang dengan latar belakang hukum, saya sangat menghormati doktrin pemisahan kekuasaan dan kebebasan di setiap cabang. Saya jamin independensi semua lembaga, terutama yudikatif dan juga legislatif akan terus dilindungi oleh pemerintah,” ujar dia.

Dalam memastikan fungsi Parlemen yang tepat, perdana menteri mengatakan pemerintah akan membantu lembaga untuk melakukan transformasi, termasuk memperkenalkan kembali Undang-Undang Layanan Parlemen yang dicabut pada tahun 1992.

Selain itu, Ismail Sabri mengatakan, pemerintah juga telah membentuk 16 Pansus DPR, dibandingkan sebelumnya hanya lima.
Baca juga: Malaysia ajukan RUU Anti Lompat Partai 2022
Baca juga: Komnas HAM Malaysia setuju pemberlakuan UU Anti Lompat Partai


Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022