Palembang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa nilai-nilai Islam dapat digunakan dalam menyelesaikan sejumlah permasalahan sehingga mendapatkan penyelesaian yang baik bagi semua pihak.

"Kita harus proyeksikan ajaran Islam dalam bentuk terbaiknya. Tetapi pesan ini hanya efekif bila kita sebagai muslim menjalankan nilai Islam sebagai peradaban paling maju di abad 13, ini berarti kita kerja sama, bangun kebersamaan, kemampuan kita ini harus bisa tangani respons dengan budaya damai, toleransi bersama," kata Presiden saat membuka sesi ketujuh konferensi parlemen negara anggota Organisasi Negara Islam di Palembang, Senin siang.

Presiden mengatakan,"parlemen dan pemerintah harus mendorong permberdayaan politik dan ekonomi juga rakyat".

Pemberdayaan masyarakat dalam berbagai sektor penting, karena menurut Yudhoyono , masih banyak negara dengan penduduk muslim masih berada dalam kategori negara yang miskin.

Dengan menggunakan nilai-nilai Islam untuk mengatasi permasalahan, kata Kepala Negara, maka diharapkan bisa mendapatkan jalan keluar dan penyelesaian permasalahan yang positif.

"Indonesia mencoba menggunakan nilai inti Islam dan demokrasi untuk atasi permasalahan yang dihadapi," kata Presiden.

Ditambahkannya,"keberagaman harus dihargai sebagai suatu aset. Di Indonesia, kami dapat manfaat dari keragaman kami. Kami bangga menjadi rumah dari berbagai agama besar. Kami memiliki umpan balik yang kuat melalui pers yang bebas dan bertanggung jawab, parlemen kami menyampaikan aspirasi. Kami senang Indonesia bisa jalankan demokrasi, Islam dan hak asasi berjalan dengan bersama".

Sementara itu, Ketua DPR Marzuki Alie yang juga merupakan Ketua Konferensi Parlemen negara-negara Islam periode 2012-2013 dalam sambutannya mengatakan dalam satu tahun ke depan pembahasan yang dilakukan akan menyentuh permasalahan yang dirasakan oleh negara-negara anggota sehingga kesepakatan yang diambil dapat membawa manfaat bagi semua pihak khususnya kemajuan Islam.

Sesi ketujuh Konferensi Parlemen Negara Islam tersebut berlangsung mulai 30 Januari 2012 hingga 31 Januari 2012 di Palembang, diikuti oleh lebih dari 37 negara peserta.

Presiden dalam acara tersebut didampingi oleh Menlu Marty Natalegawa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Agama Suryadharma Ali, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam dan sejumlah pejabat lainnya.

(P008/A011)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012