Boyolali (ANTARA News) - Pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandanarang Boyolali, Jawa Tengah, yang termasuk suspect flu burung lantaran ada gejala klinis dan riwayat kesehatan, serta pemeriksaan radiologinya dirujuk ke RSU Dr Moewardi Solo. "Pasien yang kita kirim adalah pasien suspect avian influenza (AI) dengan gejala klinis. Riwayat dan pemeriksaan penunjang laboratorium, serta didukung data radiologi yang akurat," kata Direktur RSUD Pandanarang Boyolali, dr Yulianto Prabowo, MKes, di Boyolali, Kamis. Sementara itu, Pemkab Boyolali mulai melakukan sosialisasi mengenai flu burung kepada Muspika dan para peternak di Pendopo Kabupaten Boyolali, Kamis (9/3). Pada sosialisasi yang diikuti ratusan peserta tersebut, Bupati Boyolali, Sri Moeljanto, meminta kepada masyarakat setempat, agar tidak menjual unggas sakit, apalagi mati. Ia menegaskan, bila ada unggas mati, maka harus dibakar untuk menghindari penyebaran virus AI. "Wabah AI yang sudah merenggut tiga korban jiwa di Kabupaten Boyolali yang menimbulkan dampak psikologis. Pasien dalam waktu 10 hingga 11 hari, jika tidak tertolong, kemungkinan besar akan meninggal dunia. Oleh karena itu, unggas yang mati jangan dijual atau dibuang, tapi dibakar saja. Jika tidak dibakar, justru semakin membuka ruang penularan virus AI," tegasnya. Mengenai langkah pemusnahan unggas secara massal, Sri meminta, agar masyarakat bisa mengesampingkan dulu masalah kompensasi, dan diharapkan jangan dulu menghitung masalah ganti rugi atas ternak unggasnya yang dimusnahkan. Hal penting untuk mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat saat ini, tambahnya, adalah bersatu untuk menyelamatkan jiwa manusia. Kendati demikian, ia menjanjikan, Pemkab Boyolali tetap mencatat jumlah unggas yang dimusnahkan, dan tidak akan menerlantarkan begitu saja nilai kerugian terhadap unggas milik masyarakat yang dimusnahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006