Banda Aceh, (ANTARA News) - 54 warga Myanmar dari etnis Rohingya terdampar di perairan laut Kota Lhokseumawe, Aceh. Banyak di antara warga Myanmar nahas itu berusia antara 12 dan 15 tahun, ditolong dan digiring nelayan tradisional ke pesisir pantai di wilayah itu.

Kabid Humas Polda Aceh, Komisaris Besar Polisi Gustav Leo, saat dikonfirmasi dari Banda Aceh, Rabu, membenarkan puluhan warga Myanmar dalam kapal kecil ditemukan nelayan tradisional Kota Lhokseumawe, sekitar pukul 14.00 WIB, Rabu.

"Saat ini mereka telah ditampung sementara di meunasah (mushalla) desa Blukat Teubai, Kecamatan Krueng Geukueh Kota Lhokseumawe," katanya. Polisian dan imigrasi setempat serta aparatur pemerintah Kota Lhokseumawe telah mengecek masalah hal itu.

Sejak lama etnis Rohingya --etnis minoritas, selain etnis Karen, di negara junta militer anggota ASEAN itu-- merasa tidak aman di negaranya. Gelombang demi gelombang pengungsian etnis Rohingya telah terjadi memakai wahana angkutan seadanya yang terkadang membahayakan nyawa mereka.

Leo menjelaskan kronologi ditemukan warga asing itu berawal ketika sejumlah nelayan menyaksikan satu unit kapal kayu yang disesaki manusia sekitar dua mil laut dari pesisir pantai Gampong Blukat Teubai tersebut.

Pemkot dan imigrasi akan memindahkan puluhan warga Myanmar itu ke sebuah tempat di Lhokseumawe pada Kamis (2/2).

Informasi yang diperoleh dari Lhokseumawe atau sekitar 272 kilometer arah timur Kota Banda Aceh, lima dari sebanyak 54 warga Myanmar yang terdampar itu merupakan anak-anak usia antara 12 hingga 15 tahun.

Rahmad, warga Kota Lhokseumawe menyebutkan mereka sudah 15 hari berlayar dari Myanmar dan tujuan Thailand dengan seunit kapal kayu. Namun, tidak mengetahui kalau terdampar di Aceh, Indonesia.

"Ada sebagian dari mereka berbahasa melayu meski terpatah-patah, dan semuanya adalah muslim," kata warga tersebut.

Disebutkan, masyarakat khususnya Gampong Blukat Tubai membantu warga terdampar dengan memberikan makanan dan minuman, serta sebagian diantara masyarakat Myanmar itu dalam kondisi memprihatinkan.(A042)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012