Mojokerto (ANTARA) -
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh peserta seminar International Conference on Research and Community Services (ICORcs) 2022 untuk menggencarkan Community Services atau pengabdian ke masyarakat.
 
"Model-model community services seperti pendidikan vokasi, panti asuhan serta upaya pemberdayaan lainnya dapat memberi solusi atas berbagai masalah sosial yang terjadi sekitar kita," katanya dalam keterangan pers Senin.
 
Ia mengatakan, hal itu penting sebagai bentuk memperkuat hablumminannas atau hubungan antarmanusia serta wujud kesolehan sosial khususnya berupa program perlindungan dan pemberdayaan.
 
Gubernur Khofifah menyampaikan layanan sosial kemasyarakatan erat kaitannya dengan pentingnya solidaritas sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca juga: Khofifah nyalakan sambungan listrik di relokasi penyintas Semeru

Baca juga: Khofifah instruksikan bupati/wali kota pantau penjualan hewan kurban
 
"Jika kita fokus pada penanganan pengurangan stunting, pemenuhan gizi bayi dan balita serta panti asuhan untuk anak terlantar dan anak yang terlahir tidak diinginkan jika dikaitkan dengan tujuan syariah yaitu Hifz Al-Nasl atau memelihara generasi penerus," ujarnya.
 
Ia mengajak segenap peserta untuk menjaga interaksi yang sehat dengan sesama. Tak hanya menjaga hubungan baik antar manusia, namun juga menekan pergaulan bebas agar tak berujung pada perilaku seks bebas yang bisa berakibat pada unwanted pregnancy (kehamilan yang tidak diinginkan) akhirnya
unwanted child (kelahiran yang tidak diinginkan).
 
Gubernur Khofifah juga menjelaskan, salah satu dampak negatif kehamilan di luar pernikahan adalah pemenuhan hak dan perlindungan anak baik pendidikan, kesehatan maupun perlindungan sosial. Sehingga berpotensi pada penelantaran anak.
 
"Kita sering mendengar ada bayi ditinggalkan di rumah sakit usai kelahiran, kadang ditemukan dekat tempat pembuangan sampah, di pinggir jalan dan sebagainya. Semua berpotensi pada penelantaran anak. Saya mengajak masyarakat lebih banyak lagi melakukan aksi sosial untuk memberikan layanan kemanusiaan," katanya.
 
Karena itu, Gubernur Khofifah mendorong segenap masyarakat Jatim, termasuk peserta ICORcs 2022 untuk memikirkan format layanan masyarakat yang sesuai dengan problem yang kita hadapi untuk menyelesaikan berbagai masalah sosial kemasyarakatan yang ada.
 
Ia mencontohkan keberadaan sebuah pesantren untuk anak- anak yang terlahir dari kehamilan yang tidak diinginkan. Di pesantren tersebut anak- anak diberi nama dengan nana tokoh nasional dan internasional.

"Sejak kecil mereka diberi nama-nama tokoh besar agar semangat hidup mereka terbentuk," katanya.
 
Di akhir, Gubernur perempuan pertama di Jatim itu pun mengimbau agar community services  dilaksanakan seiring dengan program-program dari elemen strategis lainnya termasuk dengan pemkab, pemkot dan Pemprov Jatim.
 
Terdapat 500 peserta mengikuti ICORcs 2022 yang tahun ini mengambil tema "Memperkuat humanisme Islam dalam konteks masyarakat sipil" yang berlangsung di di Masjid Institut Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC) Mojokerto.
 
Konferensi Internasional ICORcs ini menghadirkan pembicara ternama dari luar dan dalam negeri. Di antaranya Prof. Hisyam Quraisah Rektor Zaitunah (Tunisia), Gus Nadir Universitas Monash Australia, Dr. Masdar Hilmy, Direktur Pasca UIN Sunan Ampel Surabaya, hingga Ali Al-Jufri Uni Emirat Arab.
 
Juga dihadiri secara langsung oleh Syaikh Elsidding Yousif Bilal Omer (Sudan), Syaikh Dr. Syarief Dhou Sudan), Syaikh Zakariya Marzuq
(Khotib dan Imam Al-Azhar, Mesir), dan Dr. Toha Ali Muhammad (Doktor Universitas al-Azhar Kairo Mesir).*

Baca juga: Gubernur Jatim ingatkan generasi muda bangun moderasi dan toleransi

Baca juga: Khofifah ingatkan JCH Jatim tak sepelekan masker selama di Tanah Suci

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022