Standar pelayanan di area TPK menjadi prioritas kami untuk memberikan layanan yang optimal dan efisien, transformasi yang dilakukan oleh perseroan menjangkau 27 TPK
Surabaya (ANTARA) - PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) saat ini sedang melakukan percepatan transformasi standar layanan di 27 terminal petikemas (TPK), untuk meningkatkan pelayanan terhadap para perusahaan pelayaran dan pelanggan.

"Standar pelayanan di area TPK menjadi prioritas kami untuk memberikan layanan yang optimal dan efisien, transformasi yang dilakukan oleh perseroan menjangkau 27 TPK," kata Corporate Secretary SPTP, Widyaswendra di Surabaya, Rabu.

Ia mengatakan, yang menjadi perhatian utama dari proses transformasi tersebut adalah beberapa TPK di wilayah timur, seperti TPK Sorong dan TPK Jayapura.

"Standar pelayanan yang sama ini memudahkan kontrol dan monitoring, baik bagi kami selaku operator maupun perusahaan pelayaran sebagai pengguna jasa layanan kami,” kata Widyaswendra.

Salah satu upaya mendorong percepatan itu adalah dengan pemenuhan kebutuhan minimal fasilitas dan peralatan pada TPK, dengan melakukan pemindahan sejumlah peralatan bongkar muat petikemas dari satu terminal ke terminal yang lain.

"Seperti pemindahan 1 unit quay container crane (QCC) yang merupakan alat bongkar muat petikemas di dermaga dari Pelabuhan Ternate ke TPK Kaltim Kariangau Terminal dan 2 unit QCC dari Jakarta International Container Terminal (JICT) ke TPK MNP," katanya.

Pemindahan alat lainnya, kata dia, yaitu 2 unit rubber tyred gantry (RTG) yang merupakan alat bongkar muat petikemas di lapangan penumpukan dari TPK MNP ke TPK Kaltim Kariangau Terminal.

"Selain pemenuhan peralatan, kami juga melakukan standardisasi sistem yang ada di terminal, sehingga seluruh terminal nantinya akan terintegrasi dengan satu sistem yang sama," katanya.

General Manajer Operasional PT Temas Shipping, Iwan Hernawan mengatakan standardisasi pelayanan di TPK menjadi hal utama yang dinantikan sejumlah perusahaan pelayaran.

Sebab, sebelum Pelindo merger memiliki perbedaan standar pelayanan di masing-masing terminal. Oleh karena itu, pengelolaan seluruh TPK oleh SPTP diharapkan dapat mewujudkan harapan para perusahaan pelayaran melalui standar layanan yang sama di seluruh TPK.

“TPK di wilayah barat, tengah dan timur seharusnya memiliki standar layanan yang sama, baik itu dari sisi peralatan, kecepatan bongkar muat, tarif, hingga layanan pelanggan, kami melihat hal tersebut sudah disiapkan oleh PT Pelindo Terminal Petikemas tanpa kami para perusahaan pelayaran meminta hal tersebut," kata Iwan.

General Manajer PT Tanto Intim Line, Bustanul Arifin Siregar mengakui, upaya percepatan standardisasi membuat kinerja bongkar muat di TPK Belawan mengalami peningkatan hingga rata-rata mencapai 45 BSH (bongkar muat peti kemas pada 1 kapal dalam 1 jam).

Pihaknya menyebut dalam 1 bulan perusahaan pelayaran PT Tanto Intim Line memiliki 11 jadwal kedatangan kapal dengan rata-rata bongkar muat sebanyak 1.300-1.600 TEUs.

"Dengan peningkatan kinerja bongkar muat tersebut waktu sandar kapal (port stay) menjadi lebih cepat, sehingga bisa segera berangkat untuk menuju ke pelabuhan selanjutnya, kami harapkan kinerja ini bisa tetap terjaga dan dapat ditingkatkan," katanya.

Baca juga: Pelindo catat peningkatan kinerja positif usai merger
Baca juga: Pelni gandeng Pelindo dan Damri melalui kerja sama Antarmoda
Baca juga: Pelindo: Standarisasi operasional tingkatkan kinerja pelabuhan

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022