Ternak sakit jangan diperkenankan keluar kandang
Jakarta (ANTARA) - Akademisi dari Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) drh. Mohandas Indradji, MP mengatakan penerapan protokol kesehatan pada hewan ternak perlu menjadi prioritas guna mencegah meluasnya penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Protokol kesehatan yang pertama bisa diterapkan pada kandang ternak, dengan menjaga kebersihan kandang," katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Jumat.

Pengajar bidang kesehatan masyarakat veteriner/epidemiologis penyakit hewan itu menjelaskan, virus penyebab PMK sangat menular sehingga penularan di dalam kandang atau kelompok hewan ternak bisa sangat cepat.

"Virus penyakit mulut dan kuku yang merupakan anggota dari genus aphthovirus dan termasuk keluarga picornaviridae ini menular sangat cepat pada hewan ternak," katanya.

Untuk itu, kata dia, penerapan protokol pada kandang ternak, pengawasan lalu lintas hewan ternak merupakan hal yang sangat penting.

Baca juga: Kemenko PMK: Perkuat prokes pada ternak cegah penyakit mulut dan kuku

Baca juga: Komisi IV minta karantina hewan tingkatkan pencegahan penyebaran PMK


"Lalu lintas manusia yang memasuki kandang hewan ternak juga perlu diperhatikan karena dikhawatirkan bisa menjadi pembawa virus," katanya.

Selain itu, kata dia, hewan ternak yang sakit dan terkonfirmasi positif PMK juga perlu diperhatikan agar tidak keluar dari kandang.

"Ternak sakit jangan diperkenankan keluar kandang, disinfeksi lingkungan, peralatan dan pakaian pekerja kandang juga perlu diperhatikan. Jika seseorang pernah kontak dengan hewan ternak yang dikonfirmasi PMK maka harus melakukan sterilisasi dengan bahan kimia yang dianjurkan," katanya.

Dia juga menambahkan bahwa sosialisasi mengenai penyakit mulut dan kuku harus terus digencarkan guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat.

"Masyarakat perlu mengetahui bahwa hewan yang terserang virus penyakit mulut dan kuku ini akan menunjukkan gejala umum meliputi demam yang disertai luka-luka melepuh di lidah, bibir, mulut, puting susu dan di antara kuku," katanya.

Dia juga menambahkan bahwa virus PMK dapat ditemukan pada semua sekresi hewan yang terinfeksi, termasuk udara yang dihembuskan melalui saluran nafas.

Upaya pencegahan dimaksud antara lain dengan melakukan isolasi hewan yang terinfeksi, menutup kawasan yang belum ada kasus dari masuknya hewan berkuku belah dari daerah lain, disinfeksi dan juga pemusnahan hewan atau bagian hewan yang mati karena PMK.

Baca juga: Wapres minta sapi terjangkit PMK jangan terdistribusi untuk kurban

Baca juga: Kementan sebut ada lima provinsi dengan kasus PMK tertinggi


 

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022