Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah tahun ini mempersiapkan kemungkinan penerapan kebijakan safeguard (perlindungan) bagi produk tekstil dan produk tekstil (TPT) seperti usulan dari kalangan pertekstilan nasional. "Safeguard sedang disusun. Kita harapkan bisa siap tahun ini," kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka, Depperin, Anshari Bukhari usai menghadiri rapat kerja di Gedung Depkeu, Jakarta, Senin. Anshari menjelaskan bahwa Depperin membutuhkan data produksi TPT dan data ekspor impor TPT dalam tiga tahun terakhir. "Data yang jadi acuan adalah data tiga tahun terakhir. Sekarang masih dalam proses pemeriksaan data, apakah safeguard akan diberlakukan atau tidak," katanya. Saat ditanya tentang kemungkinan terjadinya penurunan impor TPT seperti yang dilansir salah satu media, Anshari mengatakan, pihaknya akan mengklarifikasi hal itu, namun dia kembali mengingatkan bahwa alasan diberlakukannya safeguard adalah adanya lonjakan data impor dan terjadinya injury terhadap industri tersebut. Sebelumnya kalangan produsen tekstil dan produk tekstil (TPT) melalui Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menjelaskan akan mengajukan penerapan safeguard kepada pemerintah cq Komisi Pengaman Perdagangan Indonesia (KPP) menyusul meningkatnya impor TPT yang menyebabkan banyak industri TPT di dalam negeri berhenti operasi. Menurut Ketua API Benny Sutrisno, saat ini sudah terjadi injury (kerugian) serta dampak yang sangat besar akibat melonjaknya impor TPT tersebut, yaitu berupa banyaknya industri TPT nasional yang mati, karena tidak mampu bersaing di dalam negeri akibat lonjakan impor yang besar dan murah, terutama dari Cina. Sedangkan Mendag Mari Elka Pangestu menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk menilai industri tekstil domestik mengalami gejolak akibat impor TPT, terutama dari China.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006