Bengaluru (ANTARA) - Emas jatuh di perdagangan Asia pada Selasa sore, tertekan oleh ekspektasi kenaikan suku bunga dan dolar yang lebih kuat, tetapi kekhawatiran resesi yang berkembang membuat logam kuning bertahan di atas level support utama 1.800 dolar AS per ounce.

Emas spot melemah 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 1.801,20 dolar AS per ounce pada pukul 09.07 GMT, sementara emas berjangka AS sedikit berubah pada 1.800,80 dolar AS per ounce.

Dolar menguat di dekat puncak dua dekade, membuat emas kurang menarik bagi pembeli luar negeri.

"Emas dapat melanjutkan pergerakan lateralnya antara 1.750 dolar AS dan 1.900 dolar AS untuk sementara waktu," kata Carlo Alberto De Casa, analis pasar eksternal untuk Kinesis Money.

"Kekuatan dolar AS mempersulit emas untuk rebound lebih lanjut, tetapi pada saat yang sama, investor ingin memiliki emas dalam portofolio mereka karena ketidakpastian yang tinggi."

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga telah menambah tekanan pada aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Risalah pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve dan data penggajian non-pertanian AS akan dipindai minggu ini untuk indikasi laju pengetatan kebijakan.

Emas merupakan instrumen penting untuk menyeimbangkan portofolio keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini, tambah De Casa.

Di pasar fisik, impor emas India pada Juni hampir tiga kali lipat dari level tahun lalu karena harga terkoreksi, dan bank sentral Zimbabwe mengatakan akan mulai menjual koin emas di tengah inflasi yang tak terkendali.

"Sementara kita terjebak dalam kisaran 1.790-1.830 dolar AS, emas dapat didukung di tengah kekhawatiran resesi dan kemungkinan The Fed melunakkan sikap kebijakan mereka karena pasar berputar dari kekhawatiran inflasi," kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management.

Logajm mulia lainnya di pasar spot, perak turun 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 19,86 dolar AS per ounce, sementara platinum turun 1,3 persen menjadi 873,94 dolar AS per ounce, dan paladium sedikit berubah pada 1.923,40 dolar AS per ounce .

Pengusaha Rusia Vladimir Potanin, pemegang saham terbesar di produsen paladium teratas Nornickel, mengatakan dia siap untuk membahas kemungkinan merger dengan produsen aluminium Rusal, sebagian sebagai pertahanan terhadap sanksi Barat.

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022