Jakarta (ANTARA) - Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada Rabu (6/7) memperingatkan kenaikan angka kelaparan yang "mengerikan" di Amerika Latin dan Karibia.

Peringatan itu disampaikan FAO setelah jumlah orang yang menderita kelaparan di kawasan itu tumbuh sebesar 4 juta antara 2020 hingga 2021 di tengah pandemi COVID-19.

Dari kantor regionalnya untuk Amerika Latin dan Karibia di Santiago, Chile, FAO mempresentasikan laporan tentang "Keadaan Ketahanan Pangan dan Gizi di Dunia Tahun 2022," yang menunjukkan bahwa pada 2021, sebanyak 56,5 juta orang di kawasan tersebut menderita kelaparan dan 268 juta orang menghadapi kerawanan pangan.

Situasi tersebut memburuk terutama setelah jumlah orang yang menderita kelaparan naik hingga 9 juta antara 2019 dan 2020, dengan angka kekurangan gizi saat ini menyumbang 8,6 persen dari jumlah populasi di kawasan tersebut, menurut laporan FAO itu.

"Situasinya sangat mengerikan. Hanya dalam dua tahun, 13 juta orang kelaparan. Empat dari 10 orang hidup dengan kerawanan pangan, sementara kita belum menghadapi dampak krisis pangan saat ini," kata perwakilan regional FAO Julio Berdegue dalam sebuah pernyataan.

"Kita tengah menghadapi sebuah krisis proporsi kompleks yang membutuhkan tindakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya, tidak hanya dari pemerintah tetapi juga dari seluruh pihak dalam sistem pertanian pangan regional," ujar Berdegue.

Laporan itu menunjukkan bahwa dari 823 juta orang yang menderita kelaparan di seluruh dunia pada 2021, lebih dari setengahnya berada di Asia dan sekitar sepertiganya di Afrika, sementara Amerika Latin dan Karibia menyumbang 7,4 persen dari jumlah tersebut.

Laporan itu dirilis bersama oleh FAO, Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD), Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022