Jakarta (ANTARA News) - Janji pemerintah Amerika Serikat (AS) tahun lalu untuk memberikan bantuan dana sebesar 3,1 juta dolar AS dalam kegiatan penanggulangan kasus infeksi virus flu burung (Avian Influenza/AI) hingga saat ini belum ditepati. "Menkes AS tahun lalu ke sini, ngomongnya mau kasih 3,1 juta dolar AS tapi sampai sekarang belum," kata Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari sebelum mengikuti pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice di Kantor Kepresidenan Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, bantuan dana yang dijanjikan AS tersebut menurut rencana akan digunakan untuk melengkapi peralatan di 44 rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan dalam penanganan infeksi flu burung. "Kita butuh dana untuk melengkapi 44 rumah sakit rujukan itu serta untuk program penggerakan masyarakat," katanya. Namun karena dana itu belum diberikan, ia melanjutkan, saat ini Departemen Kesehatan menggunakan dana APBN untuk menjalankan program-program tersebut. Ia menjelaskan, guna meningkatkan kapasitas 44 rumah sakit rujukan itu pemerintah membutuhkan dana sekitar Rp44 miliar sedangkan untuk membeli lima juta oseltamivir/tamiflu--obat antivirus yang direkomendasikan untuk menangani pasien yang terinfeksi AI-- dibutuhkan dana Rp88 miliar. Ketika ditanya apakah dalam pertemuan dengan Menlu AS nanti pemerintah akan menagih janji pemerintah AS, Menteri Kesehatan mengatakan bahwa biasanya dalam pertemuan resmi semacam itu sulit mengajukan pertanyaan yang demikian. Pada kesempatan itu Menteri Kesehatan juga mengatakan bahwa selain AS, Uni Eropa sebelumnya juga berjanji akan membantu penanggulangan infeksi virus AI dengan memberikan bantuan dana sebanyak 30 juta ero kepada negara-negara ASEAN namun bantuan itu ternyata bukan merupakan anggaran baru tapi hanya pengalihan peruntukan dari program kesehatan yang biasa diberikan. "Ternyata itu cuma dana-dana dari program biasa yang dipindahkan ke penanganan flu burung," demikian Menteri Kesehatan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006