Materi-materi seperti pengayaan, metode penelitian, pelatihan riset lapangan dan penelitian di laboratorium yang disampaikan di dalam kegiatan ini saya yakin akan mendorong lahirnya para ilmuwan dan periset muda yang mampu melahirkan kajian-kajian be
Mataram, Nusa Tenggara Barat (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan Pekan Pemuda Ilmiah Riset dan Inovasi (PIRN) XX mendukung lahirnya ilmuwan muda di Indonesia dengan hasil riset berkualitas.

"Materi-materi seperti pengayaan, metode penelitian, pelatihan riset lapangan dan penelitian di laboratorium yang disampaikan di dalam kegiatan ini saya yakin akan mendorong lahirnya para ilmuwan dan periset muda yang mampu melahirkan kajian-kajian berkualitas," katanya dalam Pembukaan PIRN XX di Gedung Graha Bakti Praja Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin.

PIRN merupakan kegiatan ilmiah di lapangan terbuka yang berorientasi pada penelitian yang mencakup bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, serta bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknik Rekayasa bagi siswa setingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) serta guru pembimbing.

Mendikbudristek berharap agar talenta muda yang menjadi peserta PIRN XX mampu menawarkan cara-cara cerdas dan inovatif dalam mengembangkan potensi alam dan budaya Indonesia yang sangat kaya untuk mendukung ekonomi hijau dan biru.

Ia memotivasi para peserta untuk memanfaatkan PIRN XX semaksimal mungkin dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, bereksperimen serta berinovasi.

"Jadilah ilmuwan yang cerdas untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan dan teruslah semangat untuk bergerak serentak mewujudkan merdeka belajar," katanya.

Mendikbudristek menekankan kualitas hasil riset harus ditingkatkan sehingga tidak hanya mengejar kuantitas atau capaian jumlah. Pada 2021, Indonesia menduduki posisi ke-20 dari 232 negara di seluruh dunia dengan total publikasi mendekati 50.000 artikel riset.

"Kita tidak bisa cuma membahas tentang jumlah, kita harus mempertimbangkan kualitas dari riset tersebut mulai dari metodologi yang digunakan, cara menganalisis data sampai mempresentasikan temuan penelitian," katanya.

Selain kualitas hasil riset, ia juga mengatakan yang penting juga adalah dampak dari riset yang dilakukan agar bisa mendukung perkembangan ilmu pengetahuan atau melahirkan inovasi yang bermanfaat bagi orang banyak.

"Melalui gerakan Merdeka Belajar, kami di Kemendikbudristek saat ini terus memprioritaskan upaya penguatan ekosistem riset di satuan pendidikan," kata Nadiem Makarim.

Pekan PIRN XX dilaksanakan pada 11-16 Juli 2022 di Nusa Tenggara Barat, melalui kerja sama Direktorat Manajemen Talenta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sebanyak 409 orang mengikuti PIRN XX, yang terdiri dari 102 guru, 207 siswa dari 28 provinsi di Indonesia, serta 100 mahasiswa dari Nusa Tenggara Barat.

Di Pekan PIRN, para talenta muda langsung dibimbing oleh para peneliti di BRIN untuk melakukan penelitian dan diarahkan untuk menanamkan sikap dan perilaku berwawasan ilmiah, rasa ingin tahu ilmiah, dan pendekatan ilmiah.

Baca juga: Talenta muda Indonesia kembangkan budaya riset di Pekan PIRN XX

Baca juga: LIPI: Tingkatkan peran ilmuwan muda realisasikan Visi Indonesia 2045

Baca juga: BRIN bangun talenta muda unggul melalui Pekan PIRN XX

Baca juga: Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) 2021 diikuti 23 provinsi

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022