Koperasi sebagai agregator dan akselerator ekonomi anggota berpotensi menghadirkan banyak kemanfaatan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menyatakan peran koperasi sebagai salah satu penyangga pemulihan ekonomi sangat penting mengingat adanya 127.846 koperasi dengan jumlah anggota 27,1 juta orang sepanjang tahun 2021.

“Secara total aset dari seluruh koperasi eksisting sebesar Rp250,98 triliun dan volume usaha sebesar Rp182,35 triliun,” ungkap dia dalam keterangan tertulis ketika ditanya Antara, Jakarta, Selasa.

Pihaknya berupaya mengembangkan koperasi modern dengan memberikan beberapa bentuk fasilitasi penguatan, di antaranya berupa fasilitasi tenaga pendamping, akses pembiayaan dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), kemitraan, offtaker/supplier, serta teknologi dan inovasi yang relevan.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah turut mendorong koperasi untuk akses permodalan dan pembiayaan dari berbagai sumber alternatif perbankan maupun non-perbankan.

Baca juga: Teten sebut perlu peran koperasi atasi masalah UMKM

Dorongan tersebut berupa pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) kluster oleh perbankan bagi anggota koperasi dengan bunga kompetitif, serta akses pembiayaan LPDB-KUMKM dengan mandat penyaluran 100 persen kepada koperasi agar memiliki likuiditas yang cukup, guna berproduksi dan melakukan pembiayaan ke anggota.

“Koperasi sebagai agregator dan akselerator ekonomi anggota berpotensi menghadirkan banyak kemanfaatan,” ucap Teten Masduki.

Namun, kata Teten, koperasi memiliki sejumlah tantangan, antara lain perkembangan bisnis yang berjalan lambat sementara korporasi berjalan cepat dan masih minim partisipasi masyarakat menjadi anggota koperasi yakni sebesar 8,41 persen di bawah rata-rata dunia yang mencapai 16,31 persen.

Di sisi lain, lanjutnya, ada sejumlah koperasi bermasalah, mulai dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Intidana, KSP Sejahtera Bersama, KSP Indosurya Cipta, Koperasi Lima Garuda, KSP Pracico Inti Sejahtera, Koperasi Simpan Pinjam Pembiayan Syariah (KSPPS) Pracico Inti Utama, Koperasi Jasa Wahana Berkah Sentosa, dan KSP Timur Pratama Indonesia.

“Koperasi bermasalah berdampak pada sulitnya para anggota mencairkan dananya, sebesar Rp26 triliun,” ujar Teten Masduki.

Baca juga: Teten utamakan revisi UU Perkoperasian untuk tangani 8 KSP bermasalah

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022