Jakarta (ANTARA) - Ilustrator Bang Gaber memilih gambar sebagai media berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya, pada akhirnya gambar-gambar itu melambungkan namanya.

"Saya bingung gimana caranya bisa komunikasi dengan orang karena saya terbata-bata kalau berbicara. Lalu saya menemukan berinteraksi secara sosial lewat gambar," kata Bang Gaber, yang nama aslinya Rizal Fahmi, dalam webinar "Berdaya Lewat Konten", Selasa.

Bang Gaber mengaku tidak pandai berbicara, maka itu dia mencari tahu kemampuan lain yang dia miliki supaya bisa berkomunikasi dengan orang lain. Menurut dia, sebagai makhluk sosial dia perlu berinteraksi dengan orang lain.

Awalnya dia menggambar di kertas, lalu menunjukkannya ke keluarga. Ketika ada media sosial, dia pun menggunakan platform digital itu untuk menyebarkan gambar-gambarnya.

"Ternyata, ini cara saya berkomunikasi," kata Bang Gaber.

Baca juga: Mau jadi ilustrator buku cerita anak? Begini tipsnya

Lewat gambar-gambar yang dia unggah, kolom komentar menjadi tempat mengobrol dan bertukar pikiran dengan para pengikutnya. Berkat gambar, dia setidaknya sudah menerbitkan dua buku yaitu "Menjelang Petang" dan "Bang Gaber Eksis Abizz".

Bang Gaber mendapatkan inspirasi gambar dari aktivitas sehari-hari, terutama soal kedekatan keluarga dan kehidupan sosial. Menurut dia, seorang kreator perlu memiliki karakter, terutama ketika mendistribusikan karyanya lewat platform digital.

Platform digital memberikan peluang bagi semua orang untuk memamerkan karya.

"Di media sosial, karakter itu penting, apa pun kontennya," kata dia.

Karakter yang ingin dia bangun antara lain adalah pesan yang positif agar dunia maya tidak melulu dikaitkan dengan konten negatif.

"Kalau banyak yang upload hal negatif, ya, saya jangan ikut arus itu. Saya bikin konten yang positif," kata Bang Gaber.

Karakter kreator akan membuat karyanya orisinal. Misalnya, meski terinspirasi dari hal yang sedang populer, karya itu bisa menjadi unik karena kreator memiliki cara penyampaian yang berbeda.

Dia mencontohkan saat media sosial ramai membahas "Layangan Putus", dia terinspirasi membuat gambar berjudul "Layangan Telap". Alasannya, ketika dia kecil di Jakarta, teman-temannya berteriak "layangan telap" ketika ada layangan yang terputus dari benangnya.

Dari gambar itu, dia mendapat pengetahuan baru bahwa setiap daerah memiliki istilah sendiri untuk "layangan putus".

Kepada orang-orang yang ingin menjadi kreator konten, dia berpesan jangan melulu berorientasi mencari pengikut alias follower. Karakter adalah hal paling penting dalam dunia konten.

"Misalnya kita sempat viral, tapi, karena kita nggak punya karakter, nanti akan ditinggalkan," kata Bang Gaber.

Baca juga: Ilustrator komik superhero George Perez meninggal dunia

Baca juga: Brand lokal bukuqu cari ilustrator untuk kolaborasi

Baca juga: SOVLO buka kolaborasi luas bersama ilustrator lokal


 

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022