Jakarta (ANTARA News) - Dirut PT Pertamina (Persero) Ari H Sumarno mengatakan, pendapatan Blok Cepu akan mencapai 3,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp30 triliun per tahun. "Bagian terbesar pendapatan tersebut diperoleh negara," katanya saat memberikan sambutan pada acara penandatanganan "Joint Operating Agreement" (JOA) Blok Cepu, di Jakarta, Rabu. Berdasarkan kontrak kerja sama (KKS) Blok Cepu yang ditandatangani pada 17 September 2005, bagian negara mencapai 85 persen, Pertamina 6,75 persen, ExxonMobil 6,75 persen dan BUMD 1,5 persen. Ari mengatakan, meski posisi operator Blok Cepu dipegang ExxonMobil, namun Pertamina tetap memegang kendali operasi di Blok Cepu. "Kesepakatan ini merupakan hasil maksimal dan win-win solution bagi Pertamina dan ExxonMobil," katanya. Bagi Pertamina, kata Ari, kesepakatan ini akan meningkatkan produksi migas dan selanjutnya memberikan tambahan penerimaan bagi negara. Selain itu, lanjut Ari, Badan Pelaksana Kegiatan Hulu (BP) Migas akan melakukan pengawasan mulai dari plan of development (perencanaan pengembangan), work programme and budget (program kerja dan anggaran) hingga approval for expenditure (persetujuan pengeluaran). "Intinya, semuanya diawasi pemerintah. Kalau pemerintah tidak setuju, maka duit tidak akan keluar," ujarnya. Pertamina dan ExxonMobil menandatangani kesepakatan kerja sama operasi JOA pengembangan Blok Cepu di Jakarta, Rabu (15/3). Penandatanganan tersebut mengakhiri berlarut-larutnya pembahasan JOA yang telah dilakukan sejak Oktober tahun lalu. Hasil kesepakatan yang dicapai adalah operator Blok Cepu dipegang Mobil Cepu Limited (MCL) selama 30 tahun operasi hingga 2035. Dalam Struktur Organisasi Bersama Cepu, posisi puncak yakni Komite Operasi Bersama (KOB) terdiri PEPC dan MCL. Di bawah KOB terdapat Organisasi Proyek Cepu (OPC) yang merupakan pelaksana proyek. Duduk sebagai General Manager adalah MCL dan wakilnya dari PECP. Selanjutnya, di bawah General Manager terdapat sejumlah manager. Pada tahap awal telah disepakati Manager Pelaksana Proyek Banyu Urip dipegang MCL dengan wakil PEPC dan Manager Perencanaan Pengembangan Proyek Banyu Urip dipegang PEPC dengan wakil MCL. Posisi manajer lainnya belum disepakati. KOB berwenang membuat dan memutuskan perencanaan operasi, rencana program kerja dan anggaran, persetujuan pengeluaran, dan mengawasi operasi. Sedang OPC bertanggung jawab melaksanakan keputusan KOB. Blok Cepu ditargetkan berproduksi dalam 31 bulan ke depan. Pada tahap awal, target produksi dari Lapangan Banyu Urip adalah 25.000-40.000 barel per hari dan setelah enam bulan diperkirakan mencapai puncak produksi 165.000 barel per hari. Secara total investasi pengembangan Blok Cepu mencapai 2,5-2,6 miliar dolar AS. Khusus investasi pengembangan Lapangan Banyu Urip mencapai 1,1-1,2 miliar dolar AS. Blok Cepu diperkirakan mengandung minyak 600 juta barel dan gas bumi 1,7 triliun kaki kubik. Selain Banyu Urip, lapangan produksi lainnya adalah Alas Dara/Kemuning, Jambaran, Sukowati, Cendana dan Alas Tua.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006