Jakarta (ANTARA News) - Kalangan nelayan, buruh dan petani menjadi fokus pembangunan perumahan sehat sederhana oleh koperasi yang ditargetkan Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) realisasinya sebanyak 160 ribu hingga 200 ribu unit tahun ini. "Selama ini, tiga kalangan tersebut belum terpenuhi dengan baik kebutuhan perumahannya. Terkait dengan program Dekopin yang ingin meningkatkan perekonomian rakyat, kalau kebutuhan pangan dan sandang sudah terpenuhi dengan baik, maka kebutuhan perumahan juga," kata Pimpinan Harian Dekopin Bambang W Suharto di Jakarta, Rabu. Saat ini, lanjutnya, di Pekalongan, Jawa Tengah, tengah dibangun rumah susun (Rusun) dan rumah sederhana bagi para nelayan di wilayah tersebut yang diharapkan dapat diresmikan bertepatan dengan peringatan Hari Koperasi ke-59 yang dipusatkan di Pekalongan pada 12 Juli. Sementara di Pandeglang, Banten, dan Magelang, Jawa Tengah, tengah disiapkan pembangunan ratusan unit rumah bagi petani dan buruh. Bambang menambahkan, pembiayaan perumahan itu tidak akan memberatkan nelayan, petani maupun buruh. "Kita mengandalkan subsidi perumahan yang memang disediakan baik oleh Kementerian Perumahan Rakyat, pemerintah daerah maupun dari koperasi sendiri. Bahkan, bisa pula diambil dari Jamsostek kalau memang menjadi anggotanya," kata dia. Menurut Bambang, Pemerintah melalui Kementerian Perumahan Rakyat menyediakan subsidi sebesar Rp9 juta bagi pembangunan rumah sehat sederhana. Sedangkan Pemda sekitar Rp1 juta, koperasi melalui iuran anggota sekitar Rp1 juta dan sisanya melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR). "Anggaplah rumah sehat sederhana tipe 21 harganya Rp17 juta dan kita (koperasi) menjual di bawah angka itu. Maka, dengan adanya subsidi itu beban yang harus dibayarkan oleh petani, buruh maupun nelayan, menjadi rendah, sekitar Rp5 juta-an," katanya. Jangka waktu pembayaran juga tidak terlalu lama agar tidak memberatkan mereka yakni berkisar antara lima hingga sembilan tahun. Ia mengakui, minat koperasi untuk membangun perumahan sehat sederhana meningkat seiring pencanangan program 200 ribu unit rumah oleh Dekopin. "Sekarang sudah banyak yang mengajukan permohonan untuk difasilitasi Dekopin. Untuk itu, kita akan memetakan daerah-daerah mana yang layak dibangun termasuk kemungkinan untuk ekspansi ke daerah di luar Pulau Jawa," katanya. Ia mengingatkan, dalam pembangunan perumahan tersebut, Dekopin hanya bertindak sebagai fasilitator sedangkan pelaksananya tetap koperasi yang dapat bekerja sama dengan pihak lain. Program pembangunan 200 ribu unit rumah itu juga menjadi bagian dari target pembangunan satu juga unit rumah oleh Menteri Perumahan Rakyat.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006