Jakarta (ANTARA) - Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi merekomendasikan investor maupun nasabah untuk mengambil posisi wait and see sebelum membeli emas batangan mengingat situasi geopolitik dan ekonomi global masih bergejolak.

"Bagi investor atau nasabah saat ini wait and see dulu karena kemungkinan besar harga emas dunia masih akan terus mengalami pelemahan karena suku bunga di bulan Juli-Agustus atau bisa saja Agustus-September," ujarnya kepada Antara di Jakarta, Kamis.

Ibrahim mengungkapkan Bank Sentral Amerika Serikat menargetkan suku bunga ada pada kisaran 3,5 persen. Ia memproyeksikan target itu bisa saja tercapai pada Agustus atau September mendatang.

Data inflasi konsumen Amerika Serikat bulan Juni 2022 dirilis lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yakni 9,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding 8,6 persen (yoy) pada Mei 2022.

Ia mengingatkan bahwa inflasi berhubungan dengan suku bunga. Apabila suku bunga dinaikkan, maka penguatan harga emas akan tertahan oleh spekulasi kenaikan suku bunga yang membuat logam mulia mengalami penurunan.

Baca juga: Masyarakat disarankan beli emas digital di bursa resmi

Harga emas batangan bersertifikat yang diterbitkan produsen emas terbesar di Indonesia PT Aneka Tambang Tbk atau Antam berada pada angka Rp967.000 per gram pada perdagangan hari ini.

Melansir situs Logam Mulia, harga dasar emas Antam menguat Rp3.000 atau 0,31 persen jika dibandingkan harga emas sehari sebelumnya yang bertengger pada level Rp964.000 per gram, setelah mengalami penurunan selama delapan hari berturut-turut dari harga Rp989.000 per gram pada Selasa (5/7).

Ibrahim mengatakan kenaikan harga dasar emas Antam karena rilis data inflasi Amerika Serikat yang bersamaan dengan pelemahan mata uang rupiah.

"Kalau kita lihat secara emas dunia, ini masih mengalami koreksi, masih akan mendekati level terendah karena tadi malam sudah mencapai level 1.700-an dolar AS per ons troi, itu level terendah," jelasnya.

Baca juga: Harga emas Antam bangkit, naik menjadi Rp967.000/gram

Lebih lanjut Ibrahim menyampaikan bahwa harga emas dunia yang sekarang berada di level terendah kemungkinan masih akan terkoreksi akibat inflasi tinggi 9,1 persen di Amerika Serikat yang tidak sesuai dengan ekspektasi 8,8 persen.

Indikasi yang tadinya Bank Sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga 75 basis poin kemungkinan besar akan 100 basis poin. Hal ini akan membuat harga emas dunia akan terkoreksi hingga ke level 1.680-an dolar AS per ons troi.

"Terkoreksinya emas dunia tertolong dengan lemahnya mata uang rupiah, karena logam mulia kita menggunakan mata uang rupiah," pungkas Ibrahim.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022