Tantangan besar Indonesia dalam memajukan infrastruktur adalah sumber keuangan yang tepat dengan pembiayaan inovatif.
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan sumber pembiayaan yang kreatif dan inovatif menjadi tantangan dalam memajukan pengembangan infrastruktur di Indonesia.

“Tantangan besar Indonesia dalam memajukan infrastruktur adalah sumber keuangan yang tepat dengan pembiayaan inovatif,” katanya dalam B20-G20 Dialogue bertajuk Finance and Infrastructure Task Force yang diikuti Antara di Jakarta, Kamis.

Amalia menuturkan sumber keuangan yang tepat dengan pembiayaan inovatif bagi pembangunan infrastruktur merupakan arahan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Bappenas: Infrastruktur dan transformasi ekonomi harus sejalan

Hal itu karena ada pembiayaan kreatif akan mampu menarik investor untuk berkontribusi pada pengembangan infrastruktur di Indonesia.

Ia menjelaskan pemerintah terus mendorong pembiayaan kreatif dan inovatif melalui kolaborasi sektor pemerintah dan swasta pada 2022 hingga 2024 salah satunya melalui blended finance yaitu skema Public Private Partnership.

Sepanjang 2015 sampai 2021 skema itu telah membiayai lebih dari 17, 7 miliar dolar AS untuk proyek infrastruktur di Indonesia.

Saat ini terdapat 45 proyek dengan skema Public Private Partnership di bawah koordinasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Umum (PUPR) yang bertanggung jawab untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur.

Proyek infrastruktur ini di antaranya terkait pengembangan perumahan publik, pembangkit listrik, sanitasi, jalan raya dan pelabuhan di seluruh wilayah di Indonesia.

Baca juga: Wamenkeu utamakan cara hijau untuk bangun infrastruktur

Menurut Amalia, jumlah proyek ini meningkat dari 25 proyek dan diperkirakan akan ada 26 proyek baru pada 2022 termasuk proyek ibu kota baru Nusantara.

Ia menyebutkan salah satu proyek infrastruktur yang paling sukses dengan skema Public Private Partnership adalah satelit Satria karena mampu memperluas cakupan akses internet di Indonesia.

“Proyek ini berjumlah sekitar 545 juta dolar AS,” tegasnya.

Amalia pun berharap skenario pendanaan alternatif akan selalu berkembang untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas domestik.

“Konektivitas domestik adalah kunci bagi Indonesia untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di masa depan,” katanya.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022