Jakarta (ANTARA) - Tim nasional bola basket Taiwan kalah dalam hal akurasi tembakan dan determinasi permainan saat melawan Korea Selatan dalam lanjutan Grup B Piala FIBA Asia 2022, demikian disampaikan pelatih Charles Parker.

Menurut Parker dua aspek itu jadi faktor pembeda yang membuat Taiwan harus mengakui keunggulan Korsel 73-87 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis.

"Bola basket sekarang menjelma jadi permainan adu jitu tembakan dan kami hanya mengkonversi 20-an persen untuk tripoin, sesuatu yang tidak biasanya kami lakukan," kata Parker dalam keterangan pers selepas pertandingan.

"Penampilan kami biasanya diwarnai oleh tripoin yang akurat, dan hari ini itu tidak terjadi, menggambarkan betapa buruknya serangan kami," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Korsel rebut puncak Grup B Piala FIBA Asia usai tundukkan Taiwan

Parker juga menyadari bagaimana Korsel begitu manjur dalam mengkonversi tembakan-tembakan dua angka serta lebih baik dalam memanfaatkan percobaan tripoin dibandingkan Taiwan.

Statistik pertandingan memperlihatkan Taiwan hanya mengkonversi 23,8 persen percobaan tripoin mereka. Angka itu turun drastis dari 35,7 persen yang mereka bukukan saat mengalahkan Bahrain 102-84 di gim pertama, Selasa (12/7).

Sementara itu Korsel berhasil mengkonversi 31 persen percobaan tripoin dan dari tembakan dua angka mereka memiliki akurasi setinggi 60,5 persen.
Baca juga: Kapten Korsel kaget dapat dukungan deras dari penonton Indonesia


Sementara itu Parker juga menyoroti determinasi para pemain Taiwan yang disebutnya tidak begitu kentara dalam pertandingan melawan Korsel.

Parker mencontohkan Taiwan beberapa kali selalu kalah dari Korsel dalam situasi perebutan bola kesempatan kedua, bola liar, maupun bola-bola rebound.

"Saya pikir itu cukup berpengaruh sepanjang laga. Saya bahkan tidak bisa mengingat seberapa sering mereka menghabiskan waktu shot-clock, atau mengambil bola-bola liar yang bisa mereka konversi jadi poin," katanya.

"Seharusnya kalau saja kami bisa menjangkau bola lebih cepat, itu akan menjadi situasi turnover yang bisa kami manfaatkan," ujar Parker menambahkan.

Perihal akurasi tembakan dan determinasi tersebut menurut Parker hanya bisa diperbaiki dari dalam oleh para pemain sendiri, sedangkan tugas dia dan stafnya sekadar mengarahkan.

Sementara itu, shooting guard Taiwan Lin Ting-Chien menyoroti kelemahan timnya mengamankan bola rebound serta menutup ruang tembak lawan.

Baca juga: FIBA puji keseriusan Indonesia selenggarakan Piala Dunia
Baca juga: Filipina dibuat kewalahan oleh tripoin Lebanon dalam kuarter ketiga

"Saya pikir hari ini kami tidak terlalu baik dalam mengamankan rebound dan mengawal ruang tembak lawan. Itu kelemahan terbesar kami yang menyebabkan kekalahan hari ini," ujarnya.

Sepanjang pertandingan Taiwan hanya mengamankan 33 rebound tertinggal dari 45 rebound milik Korsel.

Meski kalah, Taiwan masih berkesempatan untuk melangkah ke perempat final dan bakal mempertaruhkan nasib mereka saat menghadapi China dalam laga pemungkas Grup B pada Sabtu (16/7) pukul 20.00 WIB.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022