Makassar (ANTARA) - Bupati Kepulauan Selayar di Sulawesi Selatan, Basli Ali, menjemput langsung tiga jenazah warganya di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makassar setelah menjadi korban penembakan oleh kelompok bersenjata Papua di Nduga, Papua.

"Sejak kejadian penembakan yang terjadi kemarin (Sabtu), kami langsung koordinasi dengan Dinas Sosial Sulawesi Selatan termasuk Pak Gubernur untuk kepulangan jenazah warga kami," ujar dia, di Makassar, Minggu.

Baca juga: Kelompok bersenjata tembak warga di Nduga tiga warga sipil meninggal

Adapun ketiga warga Kepulauan Selayar yang menjadi korban aksi brutal kelompok bersenjata Papua adalah Daeng Marannu (41), Taufan Amir (42) Sirajuddin (27). Ketiganya dipulangkan melalui jalur penerbangan Timika-Makassar pada Minggu.

Ketiga jenazah yang telah tiba di bandara itu kemudian dibawa ambulans yang telah disiapkan menuju Kabupaten Kepulauan Selayar.

Setelah tiba di Selayar, ketiga jenazah kemudian diangkut menggunakan kapal feri untuk menuju ke Pulau Jampea dan Pulau Kayuadi, kampung halaman para korban.

Baca juga: Polisi kembali tangkap pemasok amunisi ke KKB di Jayapura

Bupati Kepulauan Selayar, Basli Ali, juga menyatakan jika para korban penganiayaan dan penembakan itu akan mendapatkan kompensasi dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Kementerian Sosial dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar. "Kalau kompensasinya itu masih menunggu proses administrasi sebelum diserahkan," ucapnya.

Sebelumnya, insiden penyerangan dan penembakan oleh kelompok bersenjata Papua di Nogolaid, Kabupaten Nduga, Papua, terjadi sekitar 09.47 WIT.

Baca juga: OAP di Papua Nugini dukung Papua tetap wilayah kedaulatan Indonesia

Kelompok bersenjata Papua menyerang mereka di kios dengan cara menembak warga yang ada di sekitarnya.

Polda Papua pun telah mengerahkan satu peleton Brimob dari Timika ke Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, setelah terjadi penyerangan terhadap warga sipil oleh kelompok bersenjata Papua.

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022