Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan fokus pada pengembangan Variable Renewable Energy (VRE) atau Energi Terbarukan Variabel secara jangka panjang untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

"Semua kelistrikan akan dihasilkan melalui Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun 2060, fokus utamanya ada pada pengembangan Variable Renewable Energy," kata Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Luh Nyoman Puspa Dewi dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Puspa mengatakan, pada tahun 2060, kapasitas EBT mencapai 586 Giga Watt yang terdiri dari Tenaga Surya sebesar 361 GW, Hydro 83 GW, Angin 39 GW, Nuklir 35 GW, Biomass/Bioenergy 37 GW, Geothermal 18 GW, Tidal/Ocean 13.4 GW, Pumped Storage 4.2 GW, Battery Energy Storage System (BESS) 140 GW, dan Hydrogen sebesar 52 GW.

Lanjut dia, sistem penyimpanan pumped storage akan mulai digunakan pada 2025. Sedangkan BESS akan mulai digunakan secara masif pada tahun 2031, dan hidrogen juga akan digunakan secara bertahap mulai 2031.

Kemudian, pembangkit nuklir akan mulai digunakan pada 2049 untuk memelihara keandalan sistem, sehingga pada tahun 2060 dibutuhkan hingga 35 GW.

"Investasi untuk pembangkitnya dibutuhkan sekitar 142 miliar dolar AS, sistem transmisinya sebesar 135 miliar dolar AS," ujarnya.

Lebih lanjut Puspa berharap melalui berbagai upaya menuju Net Zero Emissions, tingkat emisi dapat ditekan hingga 401 juta ton Co2.

Ia menambahkan, pemerintah secara bertahap juga telah mengurangi penggunaan batubara melalui penghentian operasi coal-fired power plants (PLTU) sesuai usia masa produktif.

"Langkah-langkah tersebut membutuhkan regulasi dan aspek legal, baik dari Pemerintah maupun Presiden. Jadi untuk penghapusan batubara dapat segera dilakukan oleh entitas bisnis secara berkelanjutan," pungkasnya.

Baca juga: Periset: Ekonomi hijau bisa diterapkan di industri kecil hingga besar

Baca juga: Pertamina tawarkan peluang investasi transisi energi bagi negara G20

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022