DOID memiliki komitmen kuat terhadap ESG yang menopang upaya dalam mendukung transisi global menuju ekonomi rendah karbon
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan pertambangan batu bara yang beroperasi di Indonesia dan Australia, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) menargetkan pengurangan persentase pendapatan dari batu bara termal hanya menjadi sebesar 50 persen dari total pendapatan perseroan pada 2028, sebagai upaya transisi ke Energi Baru Terbarukan (EBT).

Deputy Director Finance, Investor Relations dan News Business Development DOID Iwan Salim dalam Media Roundtable Discussion dan Buka Puasa Bersama di Jakarta, Selasa, menyebut pendapatan dari batu bara non-termal perseroan baru mencapai 19 persen pada 2023, yang utamanya disumbang oleh operasional di Australia yang melayani batu bara mertalurgi.

"DOID memiliki komitmen kuat terhadap ESG yang menopang upaya dalam mendukung transisi global menuju ekonomi rendah karbon, termasuk inisiatif untuk mendorong diversifikasi dan dekarbonisasi dalam operasionalnya," ujar Iwan.

Meskipun volume produksi batu bara meningkat signifikan, Iwan menyebut perseroan berhasil mempertahankan intensitas emisi karbon di angka 0,0016 tCO2e/ ton produksi selama tiga tahun terakhir.

Baca juga: Delta Dunia Group siapkan capex 190 juta dolar AS untuk ekspansi

Tercatat, volume produksi batu bara perseroan di Indonesia meningkat 10 persen year on year (yoy) pada tahun 2023, sedangkan, operasional di Australia meningkat 20 persen (yoy) dari peningkatan kontrak baru.

Seiring dengan itu, lanjutnya, perseroan telah meraih skor ESG Risk Rating yang meningkat 10 poin menjadi 32,7 pada Juli 2023 lalu, yang menempatkan 15 persen teratas dalam industri minyak dan gas global yang dinilai oleh Sustainalytics.

Selain itu, melalui PT Bukit Makmur Utama (BUMA) Australia, pada tahun lalu perseroan melakukan rehabilitasi progresif di area seluas 85 hektar lahan, sehingga menambah luas area yang telah direhabilitasi menjadi 1.472 hektar secara kumulatif dalam beberapa tahun terakhir.

"Hal ini memberikan nilai kepada pelanggan perseroan sekaligus berkontribusi pada rehabilitasi area yang terdampak oleh operasi pertambangan,"ujar Iwan.

Sepanjang tahun 2023, Delta Dunia Group membukukan pendapatan sebesar 1,83 miliar dolar AS setara Rp28,5 triliun pada 2023, atau tumbuh sebesar 18 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang sejumlah 1,55 miliar dolar AS.

Peningkatan pendapatan perseroan berkontribusi terhadap peningkatan laba bersih sebesar 26 persen (yoy) pada tahun 2023 menjadi 36,01 juta dolar AS, atau sekitar Rp560,8 miliar dibandingkan sebesar 28,6 juta pada 2022.

Baca juga: BUMA mulai masa penawaran awal obligasi rupiah pertama

Baca juga: Delta Dunia Makmur catatkan pendapatan Rp24 triliun pada 2022

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024