Seoul (ANTARA) - Perundingan antara pekerja kontrak galangan kapal dan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) dilanjutkan pada Jumat untuk menyelesaikan aksi mogok yang merugikan produsen kapal terbesar ketiga Korea Selatan (Korsel) itu dan menyebabkan keterlambatan pengiriman kapal.

Sekitar 100 pekerja subkontraktor sejak akhir bulan lalu telah memulai aksi mogok menduduki dermaga utama di galangan kapal DSME di kota pesisir selatan, Geoje, menuntut kenaikan gaji 30 persen.

Polisi bersiaga di galangan kapal itu dan siap untuk bergerak, menurut laporan Kantor Berita Yonhap pada Jumat.

Sejumlah pejabat dari serikat pekerja yang mewakili para pemogok mengatakan kepada Reuters bahwa mereka bersedia untuk mengakhiri aksi mogok tersebut dan menerima tawaran kenaikan gaji sebesar 4,5 persen jika DSME dan perusahaan subkontraknya membatalkan rencana mereka untuk menuntut kerugian akibat aksi mogok itu melalui tuntutan hukum.

Pemerintah Korea Selatan mengatakan aksi mogok tersebut ilegal, karena melanggar undang-undang serikat pekerja.

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Korea Selatan Bang Ki-sun menyampaikan harapan akan adanya rekonsiliasi, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat pagi bahwa kedua belah pihak telah hampir mencapai kesepakatan.

"Perundingan pada hari ini harus mencapai kesepakatan dan kami berharap aksi mogok ilegal itu diselesaikan," katanya.

Menanggapi pernyataan tersebut, Jang Seok-won, direktur hubungan masyarakat di Serikat Pekerja Korea Metal, yang mewakili para pemogok, mengatakan kepada Reuters bahwa masalah utama terkait gugatan hukum masih berlanjut.

Ia menambahkan bahwa DSME dan perusahaan subkontraknya belum menarik rencana mereka untuk menuntut ganti rugi.

DSME belum mengajukan tuntutan hukum terhadap para pemogok, tetapi mereka berencana untuk melakukannya di kemudian hari dan tidak berencana untuk membatalkannya, menurut laporan Kantor Berita Yonhap pada Kamis, mengutip pernyataan dari seorang pejabat perusahaan.

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka memperkirakan kerugian 32 miliar won per hari akibat aksi mogok tersebut. Perselisihan itu juga telah menelan biaya lebih dari 400 juta dolar AS pada pertengahan Juli.

Pembuatan delapan kapal di lima dermaga di galangan kapal tersebut juga terkena dampaknya, dengan tanggal pengiriman terpaksa dimundurkan dua sampai lima pekan pada Rabu, kata salah seorang juru bicara DSME.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Katriana
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022