Namlea, Maluku (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa Idonesia tidak akan mengimpor beras lagi. "Sekali lagi, kita tidak perlu mengimpor beras dari luar negeri lagi. Kalau bisa kita justru mengekspor," kata Presiden sebelum mengawali panen raya padi di Kecamatan Waepo Kabupaten Buru, Maluku, Sabtu. Presiden mengemukakan, beberapa waktu lalu pemerintah mengimpor 83.000 ton beras, dan hal itu terpaksa dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan persediaan beras lantaran serangkaian bencana alam yang terjadi pada akhir 2004 dan awal 2005. Jika melihat kemampuan daerah seperti Pulau Buru yang mampu memroduksi 29.000 ton beras sekali musim panen, Presiden Yudhoyono menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras. "Kalau kabupaten-kabupaten dan provinsi di Indonesia mencontoh Buru, mencukupi kebutuhan sendiri, ada surplus. Jadi, kita benar-benar akan madiri di bidang pangan padi, dan tidak perlu mengimpor dari negara lain," katanya. Pada panen raya kali ini Kabupaten Buru memanen padi di lahan seluas 4.025 hektare dengan total proyeksi produksi sebanyak 29.000 ton gabah kering. Kepala Negara juga mengatakan, pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk menghindari impor beras dan meningkatkan ketahanan pangan dengan menjalankan kebijakan yang berpihak kepada kepentingan petani, yakni diantaranya dengan memberikan subsidi pupuk dan benih bagi petani. "Menurut catatan untuk subsidi saja dari tahun 2005 yang jumlahnya Rp2,5 triliun kita naikkan pada tahun 2006 ini menjadi Rp3 triliun," katanya. Selain itu, Presiden menambahkan, pemerintah juga mengeluarkan berbagai kebijakan pendukung untuk memperbaiki pengairan, jalan desa dan pembiayaan pertanian serta memberikan bantuan peralatan pertanian. Presiden juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus berupaya menaikkan harga gabah dan beras yang pantas agar petani tidak ditugikan. Tahun 2005 Presiden telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) untuk meningkatkan harga gabah dan beras, Harga Pokok Produksi (HPP)beras dipatok Rp3.550. "Kita tidak ingin harganya dibawah itu karena tidak adil. Kalau harganya turun, jatuh mari kita buat sesuatu," demikian Presiden Yudhoyono. Presiden dalam acara itu didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah pejabat, antara lain Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri Pertanian Anton Apriantono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Dalam Negeri Muhammad Ma`ruf dan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006