Banjarmasin (ANTARA) - Tanaman endemik ekosistem rawa, purun si rumput liar menjadi berharga di tangan para perajin perempuan Kalimantan Selatan, melalui brand bernama Purun Puan kini sedang merintis untuk masuk ke pasar Internasional.

Purun Puan, cetusan Dini Hazzara seorang kreator pemilik House of Rafflesia yang mendapatkan penghargaan dari Menteri Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) saat menjadi finalis Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) asal Kota Banjarmasin ini memberdayakan para perempuan di beberapa desa di Kalsel, dengan tujuan menumbuhkan ekonomi.

Terbilang baru, Purun Puan ini ada sejak 2019 lalu saat pandemi COVID-19 berdampak buruk terhadap penghasilan masyarakat hingga ke pedesaan.

Saat kondisi buruk itu, Dini turun tangan ke para perajin memberikan segala inspirasi untuk pengolahan produk dan menciptakan pasar.

Bermodal dengan uang Rp2 juta, perempuan muda itu menawarkan beberapa produk yang sudah dikreasi nya dengan kain bercorak sasirangan khas Kalsel dan orisinal purun melalui e-commerce, dan laku.

Setelah itu, dia melakukan pinjaman sebesar Rp20 juta untuk pengembang usaha Puan Purun.

UMKM dari perempuan untuk perempuan itu singkat cerita berkembang dan dikenal seperti sekarang. Beberapa program pengembangan UMKM dari perbankan tidak dilewatkan Dini, manfaatnya sekarang membuka kesempatan untuk Purun Puan berkembang.

Beberapa waktu lalu, Purun Puan terpilih menjadi salah satu UMKM Kalsel untuk mengikuti pameran di Jepang, diselenggarakan oleh Bank Indonesia.

Sekarang ini, Purun Puan berhasil ikut mejeng dagangan di Expo UMKM acara puncak perayaan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Kalsel.

Acara Gernas BBI Kalsel itu, diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan berkolaborasi dengan pemerintah provinsi dan Bank Indonesia perwakilan Kalsel.

Purun Puan adalah satu dari 67 UMKM Kalsel yang diakui terbaik dari 1178 peserta yang mendaftar untuk ikut Gernas BBI itu.

Selesai Gernas BBI bertema "Jelajahi Warna-Warni Kalimantan Selatan" yang digelar pada 22-24 Juli ini, BI bersama dengan berbagai pihak lainnya akan meningkat kelas UMKM Kalsel, salah satunya Purun Puan.

Tindak lanjut pasca penyelenggaraan Gernas BBI Kalsel itu diantaranya; pendampingan peningkatan kualitas produk UMKM unggulan dan mendorong terciptanya industri fashion berbasis UMKM Kalsel bekerja sama dengan berbagai pihak fesyen designer dan top brand nasional.

Selanjutnya, mendorong pendampingan business matching UMKM Kalsel dengan pasar ritel modern dan optimalisasi pemanfaatan e-commerce.

Lalu, promosi UMKM Kalsel go ekspor melalui penyelenggaraan PAMOR BORNEO (Program Akselerasi UMKM Berorientasi Ekspor BORNEO), yang direncanakan diselenggarakan di Jepang pada Agustus 2022.

Kesempatan demi kesempatan, telah berhasil di dapat brand lokal Kalsel itu untuk lenggang ke pasar yang lebih luas.

Jalan untuk Purun Puan melangkah ke tingkat Internasional kini mulai nampak. Dini mengakui program dari Gernas BBI memberikan banyak manfaat, selain wawasan untuk pengembangan usaha, salah satu nya relasi bisnis.

"Sekarang cuma satu kerja sama bisnis yang terjalin. Saat Expo UMKM di Gernas BBI Kalsel, ada beberapa yang ingin kerja sama, B to B (bisnis to bisnis) ataupun pihak swasta," ujarnya, di Expo UMKM.

Ke depan, jika permintaan pasar semakin meluas Dini bersama para perempuan ini yakin bisa memenuhi permintaan, mengingat bahan baku tersedia melimpah di alam.

Namanya juga merintis, kesabaran perlu dilakukan, kata Dini. Omset dari Purun Puan saat ini baru naik ke angka Rp10-Rp15 juta per bulan.

Gerakan perempuan ini pun bisa dikatakan sudah mampu meningkatkan daya beli dan nilai jual untuk produk olahan berbahan purun ditingkat perajin yang diberdayakan di tiga daerah Kalsel.

Selain dari sisi ekonomi, gerakan ini pun juga mengangkat nilai budaya luhur kerajinan tangan yang memiliki sejarah panjang peradaban Kalsel.

Era ini, produk purun sudah jadi pelengkap gaya hidup manusia modern dan pastinya ramah lingkungan.

Produk Purun Puan, kata Dini sementara ini pembeli banyak yang berasal dari luar daerah, misalnya : Jakarta dan Bali.

"Di tingkat lokal sedikit peminat nya, kebanyakan dari luar daerah" ujarnya.

Kerajinan tangan dari kelompok Puan Purun, bisa menghasilkan beragam olahan tas yang fashionable untuk kalangan perempuan.

Selain ingin go ekspor, Dini sangat ingin membuka toko di Bali untuk produk Puan Purun, selain untuk perluasan pasar juga sebagai langkah perkenalan produk ke masyarakat mancanegara yang berwisata di Pulau Dewata itu.

Dini menilai di Bali produk kerajinan tangan sangat dihargai.

Adapun kendala, saat ini mereka memerlukan mesin jahit khusus dan pelatihan di beberapa tempat perajin yang bergerak bersama Puan Purun.

Terkait pelatihan, kata Dini, kenapa perlu, karena selama ini kelompok nya otodidak untuk kreasi tas purun.

"Misalkan di rumah saya punya tas, setelah itu dibongkar dan dicari tau polanya lalu dijahit. Kalau misalnya salah di ulang lagi sampai bagus, gak ada yang ngajarin," kata Dini, sambil tertawa ringan.

Untuk pengembangan keahlian dan perlengkapan kreasi itu, Dini merogoh kantong sendiri,"gak ada dana pemerintah," ujarnya.

Puan Purun ini adalah satu kelompok dari banyaknya perajin anyaman tanaman purun Kalsel yang ingin mengangkat derajat warisan budaya bahari lokal di Indonesia agar tetap terjaga eksistensi nya dan juga tentunya bisa meningkatkan ekonomi para perajin.

Dari Kalsel untuk Kalsel, tanaman purun ini tumbuh melimpah di alam dan bernilai ekonomis, tanpa perlu di tanam.

Tumbuhan purun tersebut memiliki batang lurus berongga dan tidak berdaun. Ada beberapa jenis purun di Kalsel, misalnya; purun tikus (eleocharis dulcis), purun danau (lepironia articulata retz.) dan purun bajang. Habitatnya berada di wilayah rawa tergenang, di tepi sungai, gambut dangkal dan tanah masam.

Rata-rata di Kalsel, masyarakat yang hidup di lingkungan gambut miliki kearifan lokal yang berkaitan dengan kerajinan tangan purun. Misalnya bikin menjadi tas, tikar, topi hingga perlengkapan pertanian.

Baca juga: Menko Marves sebut Gernas BBI solusi kuatkan ekonomi negeri

Baca juga: Menparekraf minta UMKM di Kalsel terus berinovasi dan berkolaborasi

Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022