Harga gas yang lebih tinggi, yang dipicu oleh tekanan gas Rusia, dapat menyebabkan peralihan tambahan ke minyak mentah dari gas dan mendukung harga minyak
Tokyo (ANTARA) - Minyak naik di sesi Asia pada perdagangan Selasa pagi, di tengah ekspektasi pengurangan pasokan gas alam Rusia ke Eropa yang dapat mendorong peralihan ke minyak mentah, meskipun kekhawatiran atas melemahnya permintaan bahan bakar karena perkiraan kenaikan suku bunga AS membatasi keuntungan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik 45 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 105,60 dolar AS per barel pada pukuk 01.12 GMT, menyusul kenaikan 1,9 persen pada hari sebelumnya.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September bertambah 34 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 97,04 dolar AS per barel, setelah naik 2,1 persen pada Senin (25/7/2022).

Rusia memperketat aliran gasnya di Eropa pada Senin (25/7/2022) karena Gazprom mengatakan pasokan melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman akan turun menjadi hanya 20 persen dari kapasitas.

Pengurangan pasokan Rusia akan membuat negara-negara tidak dapat memenuhi tujuannya untuk mengisi ulang penyimpanan gas alam menjelang periode permintaan musim dingin. Jerman, ekonomi terbesar Eropa, menghadapi potensi penjatahan gas ke industri untuk menjaga warganya tetap hangat selama bulan-bulan musim dingin.

"Harga gas yang lebih tinggi, yang dipicu oleh tekanan gas Rusia, dapat menyebabkan peralihan tambahan ke minyak mentah dari gas dan mendukung harga minyak," kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum penelitian di Nissan Securities.

"Tetapi tarik-menarik antara kekhawatiran tentang melemahnya permintaan karena perlambatan ekonomi di tengah kenaikan suku bunga AS dan kekhawatiran risiko pasokan karena konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa waktu," katanya, memprediksi WTI akan tetap dalam kisaran perdagangan yang berpusat pada 100 dolar AS per barel.

Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada akhir pertemuan kebijakannya pada Rabu (27/7/2022). Kenaikan sebesar itu secara efektif akan menutup dukungan ekonomi AS era pandemi.

Kesenjangan antara harga Brent dan WTI telah melebar ke level yang tidak terlihat sejak Juni 2019 karena berkurangnya permintaan bensin di Amerika Serikat membebani minyak mentah AS, sementara pasokan yang ketat mendukung patokan internasional Brent.

Baca juga: Minyak naik 2 dolar karena "greenback" melemah, pasar waspadai Fed
Baca juga: Harga minyak jatuh lagi, pasar khawatir naiknya Fed kurangi permintaan
Baca juga: Perusahaan ladang minyak China beralih ke energi hijau

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022