Jakarta, (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan memperkirakan pada bulan Januari ini terjadi deflasi akibat penurunan harga premium, solar dan tarif angkutan.

"Mudah-mudahan deflasi (Januari) lebih tinggi dari Desember (2008) yang cuma 0,04 persen, tapi bahwa deflasi akan terjadi ada potensinya, paling tidak dari penurunan solar, premium dan tarif angkutan, kita belum berharap banyak dari tarif listrik dan lain-lain," kata Rusman di Istana Negara Jakarta, Jumat.

Dijelaskannya, dari pemantauan BPS sampai saat ini potensi deflasi pada Januari masih sangat memungkinkan, meski agak terhambat dengan kenaikan harga beras yangt naik sekitar 1 persen sejak awal bulan ini.

"Kita lihat ada kenaikan beras sedikit tetapi mudah-mudahan tidak signifikan dan bisa bertahan terus, sampai nanti panen raya. Untuk beras ini persoalannya karena dampak psikologis aja, karena sedang tidak musim panen, meski Bulog berkali-kali mengatakan tidak ada masalah dengan stok," kata Rusman.

Mengenai pengaruh penurunan tarif angkutan, Rusman mengatakan jumlahnya cukup berpengaruh meski penurunannya belum merata di semua daerah dan besarannya belum sesuai yang diharapkan.

"Yang diharapkan bisa 10 persen menyeluruh dari Aceh sampai Papua, yang kita lihat ini masih ada resistensi, tetapi mengenai deflasi di tarif angkutan memang ada dan itu pasti, berapa besarnya tergantung berapa besar penurunannya," katanya.

Menurutnya, jika tarif angkutan turun secara serentak dipastikan dampaknya terhadap penurunan harga komoditas akan semakin besar. "Harga bahan-bahan pokok yang diharapkan turun juga perlu waktu, jangan terus diharapkan sekarang, penurunan bahan pokok dipengaruhi sektor angkutan," katanya.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009