Denpasar (ANTARA) - Senator atau anggota DPD RI Made Mangku Pastika mengajak warga Bali dalam hajatan Pemilu dan Pilkada 2024 agar turut aktif dalam menentukan calon pemimpin yang akan dipilih.

"Yang menjadi calon pemimpin itu haruslah orang-orang yang berkualitas dan sebagai pemilih jangan mau diadu domba," kata Pastika saat menggelar dialog dengan Sameton Pasek di Wantilan Pura Ratu Bagus Penataran Alit, Denpasar, Jumat.

Pastika di hadapan warga yang berasal dari klan (sameton) Pasek dalam kegiatan resesnya tersebut mengingatkan jangan sampai dengan mudahnya suara pemilih dibeli, yang akibatnya menjadi salah memilih figur pemimpin untuk lima tahun ke depan.

"Memilih calon legislatif ataupun kepala daerah 'nggak boleh ikut-ikutan. Jangan hanya karena dapat uang Rp50 ribu ataupun Rp100 ribu, lantas memilih calon yang jelas-jelas bodoh," ucap anggota Komite 2 DPD RI itu.

Baca juga: Perludem dorong transparansi data pemilu untuk tingkatkan partisipasi

Apalagi, kata Pastika, jika dalam hajatan politik ada yang mengedepankan isu-isu feodalisme. "Feodalisme itu membuat yang miskin tambah miskin, yang bodoh makin bodoh," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.

Karena kondisi warga Bali sebelumnya masih banyak yang miskin, hal itu pula yang membuat dirinya beberapa tahun silam terpanggil untuk maju menjadi Gubernur Bali.

"Oleh karenanya, program-program yang saya buat (periode 2008-2018) juga ditujukan untuk mengentaskan kemiskinan, seperti bedah rumah, SMA Bali Mandara, Simantri dan sebagainya," katanya.

Termasuk pula perluasan RS Mata Bali Mandara dan layanan operasi katarak dengan turun ke desa-desa, sehingga para lansia bisa terbantu penglihatannya.

Pastika mengajak warga untuk lebih cerdas dan bijaksana dalam menyikapi sejumlah isu yang berkembang di masyarakat.

"Ketika isu yang terlihat itu isu agama, bisa jadi tujuan sesungguhnya untuk kepentingan politik, jadi tidak murni persoalan agama," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Pastika pun berpesan kepada para orang tua agar anak diberikan bekal pendidikan yang sebagus-bagusnya dan tidak dimanja, karena mereka itulah yang di masa depan menjadi pemimpin.

Sementara itu, Wayan Mirta selaku Ketua Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Desa Ubung Kaja dan Kelurahan Ubung menyampaikan betapa dirinya masih ingat dengan program-program pro-rakyat yang telah dicetuskan Pastika saat menjabat Gubernur Bali.

"Salah satunya SMA Bali Mandara yang telah mendidik anak-anak dari keluarga kurang mampu atau miskin menjadi anak-anak yang hebat," ucapnya.

Sebelumnya juga ada program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) yang dapat membantu warga Bali untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Made Mustika dan Wayan Jaya, perwakilan dari Sameton Pasek juga menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi Bali saat ini, mulai dari isu sampradaya hingga fenomena semakin "langka" anak-anak Bali yang bernama Nyoman (panggilan anak ketiga) dan Ketut (anak keempat) karena masyarakat Bali rata-ratanya kini hanya memiliki anak dua orang .

Usai berdialog, Pastika memberikan sejumlah paket bahan pokok kepada para lansia dan warga klan Pasek di desa adat setempat.

Baca juga: Yasonna buka Rakorbidnas Badan Hukum PDIP hadapi Pemilu 2024
Baca juga: Bawaslu minta parpol tak demo sebab tidak disahkan jadi peserta pemilu

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022