Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan bahwa pembangunan manusia harus dilakukan berdasarkan pendekatan siklus hidup (human capital life cycle) bila ingin menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas secara optimal.
 

“Berdasarkan RPJMN 2020-2024, pembangunan Indonesia ditujukan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, yaitu sumber daya manusia yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil dan berkarakter,” kata Muhadjir dalam Peluncuran Family Planning 2030 di Jakarta, Senin.
 

Muhadjir menuturkan kebijakan pembangunan manusia di Indonesia perlu dilakukan berdasarkan pendekatan siklus hidup manusia yang dipilah ke dalam lima fase kehidupan yakni pada masa kehamilan atau 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan anak usia dini, masa pelajar, masa mahasiswa, masa angkatan kerja dan berkeluarga, hingga lansia atau geriatri.
 

Pemerintah Indonesia sendiri di dalam fase kehamilan, sedang gencar melakukan penguatan intervensi pemberian paket gizi baik pada ibu hamil serta balita. Intervensi pada aspek gizi tersebut juga diimbangi dengan pemantauan kesehatan melalui revitalisasi posyandu yang dibangun dengan memanfaatkan dana desa.

Baca juga: Bank Dunia: Pembiayaan baru untuk RI dukung pembangunan modal manusia

Baca juga: BKKBN: Lansia meningkat bukti keberhasilan pembangunan manusia

 

Sedangkan pemaksimalan masa 1.000 HPK turut dilakukan intervensi spesifik yakni melalui pemberian pendidikan kesehatan reproduksi pada usia dini, edukasi pola asuh yang baik, utamanya dalam menjalankan percepatan penurunan angka stunting.
 

Muhadjir melanjutkan memasukki fase pelajar, pemerataan akses pendidikan dasar dan menengah dilakukan melalui program wajib belajar selama 12 tahun. Kebijakan tersebut diimbangi dengan dijalankannya Program Indonesia Pintar (PIP), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pemerataan mutu dan relevansi kurikulum, revitalisasi SMK serta sertifikasi maupun akreditasi SMK.
 

Di tingkat mahasiswa atau pendidikan tinggi, pendekatan dilakukan melalui pemerataan akses pendidikan pada setiap anak, melalui dibuatnya program KIP Kuliah dan beasiswa LPDP, serta revitalisasi pendidikan tinggi vokasi melalui pembangunan 500 politeknik baru.
 

“Pada fase ini, sumber daya manusia dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan agar menjadi sumber daya manusia yang mampu untuk berdaya saing,” ucap Muhadjir.
 

Ia menambahkan pembangunan kualitas pada fase angkatan kerja, dilakukan pemerintah dengan menyediakan kartu pra kerja, program pendidikan pra-nikah bagi calon pengantin, melalui Bimbingan Perkawinan (Bimwin) di Kementerian Agama.
 

Peningkatan kualitas pun dilakukan dengan melakukan pemberdayaan dan pembinaan ekonomi keluarga, pembentukan karakter anak dalam keluarga, remaja, transisi dari sekolah menuju dunia kerja serta penyiapan kehidupan berkeluarga.
 

Sedangkan memasuki masa lansia, pembangunan dibangun lewat program perlindungan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan untuk mewujudkan kesejahteraan lansia, supaya dapat hidup dengan sehat, bugar serta mandiri dan tetap produktif.
 

Muhadjir menekankan bahwa masa depan suatu bangsa dan negara terletak pada kemampuan mempersiapkan sumber daya manusia yang maju dan berkualitas.
 

Oleh karenanya, dirinya mengajak semua pihak seperti kementerian/lembaga hingga masyarakat, untuk memperkuat sikap gotong royong guna membangun sumber daya manusia sebagai investasi menghadapi masa depan.
 

“Kami menyadari bahwa komitmen Family Planning 2030 ini tidak akan dapat tercapai sesuai rencana dan target yang telah disusun, tanpa dukungan dan kontribusi berbagai pihak. Diperlukan mekanisme koordinasi yang terarah, komprehensif, antar kementerian/lembaga juga para pemangku kepentingan keluarga berencana lainnya,” kata Muhadjir.

Baca juga: Menko PMK dorong daerah turunkan angka kekerdilan sesuai target

Baca juga: JABERA: Keharmonisan gender penting untuk pembangunan manusia


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022