Manado (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam waktu dekat segera membangun sekitar 114 unit hunian tetap bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat terjadinya abrasi Pantai Amurang Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara (Sulut) pada pertengahan Juli lalu.

"Jadi, ada 114 unit hunian tetap yang akan dibangun dan itu sudah disampaikan ke Kementerian PUPR," kata Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi l, Recky Walter Lahope di Manado, Senin.

Jumlah rumah yang akan dibangun, katanya, sesuai dengan pendataan yang dilakukan bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan.

Baca juga: Progres huntara korban abrasi pantai Amurang Sulut capai 90 persen

"Soal berapa besar anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan hunian tetap tersebut belum ada kepastian, nanti kami sampaikan. Pembangunan hunian tetap ini tinggal menunggu instruksi dari Kementerian PUPR untuk dialokasikan pada tahun 2023," katanya.

Pembangunan hunian tetap ini, lanjutnya, akan diawali dengan proses lelang dini, sehingga di awal tahun pembangunan hunian tetap sudah mulai dilakukan.

Ada 30-an unit yang akan dipercepat pembangunannya agar bisa segera ditempati masyarakat yang kehilangan tempat tinggal akibat abrasi. "Hunian tetap ini nantinya ditempati masyarakat yang saat ini tinggal di hunian sementara," ujarnya.

Ia mengatakan tipe hunian tetap ini sesuai dengan prototipe nasional, yaitu tipe 36 dengan dua kamar dan lantai keramik.

Baca juga: 116 keluarga terdampak abrasi di Amurang bisa segera tempati huntara

Baca juga: Kementerian PUPR segera bangun hunian tetap bagi korban abrasi Amurang


Pada pertengahan Juli lalu, abrasi pantai menghantam pesisir pantai Amurang, selain menyapu rumah penduduk, area wisata, fasilitas lainnya, seperti jalan dan jembatan ikut amblas.

Kementerian dan lembaga terkait, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten melakukan langkah darurat menangani warga Kelurahan Uwuran dan Bitung I yang terkena bencana alam tersebut.

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022