Montreal (ANTARA) - Aliansi Global untuk Mengakhiri AIDS pada Anak Tahun 2030 secara resmi diluncurkan pada Senin (1/8) di Montreal, Kanada, dalam Konferensi AIDS Internasional ke-24.

Langkah tersebut demi memastikan tidak boleh ada anak yang hidup mengidap HIV yang ditolak untuk menjalani pengobatan pada akhir dekade ini dan untuk mencegah kasus baru infeksi HIV pada bayi.

Aliansi baru itu terdiri dari Program Bersama PBB untuk Penanganan HIV/AIDS (Joint United Nations Programme on HIV/AIDS atau UNAIDS), Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kelompok masyarakat sipil, pemerintah dan para mitra internasional. Dua belas negara bergabung dengan aliansi ini pada tahap pertama.

"Tidak boleh ada anak yang dilahirkan atau tumbuh dengan mengidap HIV, dan tidak boleh ada anak dengan HIV yang tidak mendapatkan pengobatan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Aliansi Global untuk Mengakhiri AIDS pada Anak adalah sebuah kesempatan untuk memperbarui komitmen kita terhadap anak-anak dan keluarga mereka untuk bersatu, bersuara, dan bertindak dengan tujuan serta sebagai bentuk solidaritas terhadap semua ibu, anak-anak dan kaum remaja."

Sebuah laporan UNAIDS menunjukkan bahwa secara global hanya 52 persen anak yang hidup dengan mengidap HIV menjalani pengobatan yang menyelamatkan nyawa, jauh di bawah orang dewasa dengan 76 persen di antaranya menerima antiretroviral.

"Kesenjangan yang lebar dalam cakupan pengobatan antara anak-anak dan orang dewasa adalah sebuah bentuk kekejaman," kata Direktur Eksekutif UNAIDS Winnie Byanyima.

"Melalui aliansi ini, kami akan menyalurkan kemarahan (atas kekejaman) itu ke dalam tindakan. Dengan menyatukan obat-obatan baru yang lebih baik, komitmen politik baru, dan kegiatan para aktivis masyarakat yang gigih, kita bisa menjadi generasi yang mengakhiri AIDS pada anak-anak. Kita bisa memenangkan ini, dengan syarat jika kita bersatu."

Konferensi yang berlangsung selama lima hari di Kota Montreal, Kanada, tersebut ditutup pada Selasa (2/8). 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022