Jakarta (ANTARA News) - Dua dari 14 tersangka dalam kerusuhan di depan kampus Universitas Cenderawasih, Abepura, Jayapura, Papua, Kamis (16/3) diduga kuat terlibat langsung dalam pembunuhan polisi. Polisi telah memiliki bukti yang mengarah kepada keterlibatan tersangka berinisial L dan P dalam kekerasan yang menyebabkan lima aparat keamanan tewas, kata Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Anton Bachrul Alam di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, tersangka L memukul polisi dengan batu hingga menyebabkan seorang polisi tewas sedangkan tersangka P menusuk badan anggota polisi hingga tewas. "Selain 14 tersangka yang hingga kini terus diperiksa, polisi masih mengejar 24 orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan itu," kata Anton. Ke-14 tersangka itu adalah Selvius Bobii, Alex C Wayangkau, Luis Gedi, Fery Pakage, Fenius Waker, Othel Daplay, Thomas Ukago, Elkana Lokobal, Ellyas Tamaka, Patrisius Aronggear, Moses Lokabal, Markus Kayame, Musa Asso dan Monjefri Obaja. Dari 14 nama itu, Selvius Bobii disebut-sebut menjadi salah satu penggerak massa saat demonstrasi yang berakhir rusuh, untuk menuntut PT Freeport Indonesia di Timika, Papua ditutup. Bobii merupakan ketua Front Pepera Papua Barat. Selain Bobii, dua nama yang diduga menggerakkan massa dan kini masih terus dicari adalah Yan Manderas (Ketua Senat FISIP Uncen) dan Cosmal Yual (Ketua Parlemen Jalanan). Polisi terus mencari Yan dan Cosmal sebab dianggap bertanggung jawab dalam menggerakkan massa yang berakhir anarkhis. Sementara itu, empat anggota polisi yang tewas adalah adalah Bhayangkara Polisi Satu (Bharatu) Daud Sulaeman, Brigadir Polisi Satu (Briptu) Arizona, Brigadir Syamsudin dan Briptu Eko Pranoto. Daud dimakamkan di Bekasi, Arizona di Sorong, Irjabar dan Syamsudin di Makassar sedangkan Eko yang baru meninggal dunia hari ini sekitar pukul 07.00 WIT akan dimakam di Ngawi, Jawa Timur, Kamis (23/2). Eko sempat koma selama enam hari di RS Abepura karena lukanya cukup parah akibat pukulan batu di bagian kepala. Jenazah Eko sekitar pukul 11.00 WIT diterbangkan dengan pesawat Batavia Air dari Jayapura ke Surabaya untuk menuju Ngawi. Diperkirakan jenazah akan tiba di Ngawi malam ini. Eko meninggalkan seorang isteri dan satu anak berusia satu tahun.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006