Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebut pelaksanaan International Olympiad in Informatics (IOI) bagian dari menciptakan pemimpin muda yang kuasai teknologi informatika.

“Kami ingin menciptakan pemimpin muda yang menjadi inspirasi bagi kaumnya agar talenta ini tidak padam di tengah jalan. Kompetisi ini adalah dorongan dan medan aktualisasi diri bagi mereka," ujar Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Asep Sukmayadi, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

IOI akan diselenggarakan di Yogyakarta pada 7 Agustus hingga 15 Agustus 2022. Asep Sukmayadi mengapresiasi banyak pihak yang membantu dan mendukung Indonesia menjadi tuan rumah IOI seperti berbagai kementerian/lembaga terkait, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menjaga keselamatan dan keamanan penyelenggaraan acara pada masa pandemi COVID-19.

“Dalam mempersiapkan acara ini kami menggandeng Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) dan para alumni IOI Indonesia, karena ini jadi kesempatan bagi putra putri bertalenta Indonesia untuk saling belajar satu sama lain. Kita juga undang sekretariat IOI pusat untuk melihat kesiapan kita menyelenggarakan IOI ini,” kata Asep.

Baca juga: Kemendikbudristek selenggarakan OSN 2022

Dalam mendukung kecintaan generasi muda Indonesia di bidang komputer, kementerian selalu mengembangkan materi pembinaan yang relevan bagi para peserta. Apresiasi dan komitmen Kemendikbudristek diwujudkan dengan memberi beasiswa talenta sejak dua tahun terakhir.

"Kami dorong mereka mendapatkan pendidikan yang terbaik sehingga mereka bisa menjaga dan mengembangkan talentanya untuk pada akhirnya berkontribusi terhadap kemajuan dan pembangunan bangsa," terang Asep.

Pembina Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI), Inggriani Liem, mengatakan bahwa pelatihan menuju IOI sudah dimulai ketika peserta didik duduk di bangku sekolah dasar (SD). Talenta pada jenjang tersebut dibidik dan diikutsertakan dalam berbagai kompetisi berskala lokal hingga nasional sampai jenjang SMA.

"Pembinaan yang lebih intens mulai dilakukan selama dua tahun ketika para juara tingkat kabupaten/kota ini ada di SMA. Dalam proses pembinaan, setiap tahunnya materi kurikulum untuk mereka terus meningkat. Tak heran jika perolehan medali tim Indonesia setiap tahunnya juga terus meningkat," kata Inggriani.

Metode pelatihan yang semakin baik juga disinggung Inge sebagai salah satu indikator keberhasilan tim Indonesia di berbagai ajang kompetisi internasional. Khusus untuk olimpiade komputer, para peserta didorong agar berpikir lebih komputasional. Selain itu, mereka juga diminta untuk optimis dalam menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien dengan waktu yang terbatas.

Sebagai tuan rumah, tahun ini Indonesia berkesempatan mengirimkan dua tim (Tim Indonesia I dan II) yang masing-masing terdiri dari empat orang. Tim I terdiri dari Albert Yulius Ramahalim dari SMA Katolik Ricci I Jakarta Barat, Juan Carlo Vieri dari SMA Intan Permata Hati Surabaya, Maximilliano Utomo dari SMA Xin Zhong Surabaya, dan Joseph Oliver Lim dari SMAK 1 Penabur Jakarta. Sedangkan Tim II terdiri dari Albert Ariel Putra dari SMA Kristen Petra 4 Sidoarjo, Matthew Allan dari SMA Kanisius Jakarta, Andrew dari SMA S Sutomo 1 Medan, dan Vannes Wijaya dari SMAN 8 Pekanbaru.***3***
​​​​​​
Baca juga: Kemendikbudristek dorong pembelajaran di kampus secara tatap muka

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022