Pangkalpinang (ANTARA News) - Sepuluh ribu batang pohon bakau setinggi 30 cm yang ditanam untuk mengurangi abrasi di perairan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dilaporkan mati akibat tumpahan minyak di laut. "Kita tidak menduga adanya tumpahan minyak yang cukup tebal menyelimuti permukaan air laut. Kejadian ini betul-betul force majeur dan di luar perkiraan," kata Kepala Bappedalda Provinsi Bangka Belitung Ir. Tunggul Pakpahan Kamis. Pohon Bakau dalam polibag itu, 4.000 batang ditanam di pantai Simpang Teritip dan 6.000 batang di Pantai desa Air Nyato keduanya di kabupaten Bangka Barat. Matinya 10 ribu pohon bakau telah menyebabkan kerugian pemerintah sebesar Rp130 juta. Penanaman bakau itu dimaksudkan untuk mengatasi abrasi yang sejak beberapa waktu terakhir kian parah hingga mendekati permukiman penduduk. Sebelumnya warga banyak menebangi pohon bakau. Mereka tidak mempedulikan akibat yang timbul bila bakau ditebangi. "Bila bakau itu hidup, maka fungsi konservasi bisa berjalan dan bahaya abrasi bisa dikurangi," ujarnya. Penyebab tumpahan minyak itu juga tidak diketahui. Warga yang dilibatkan dalam pemeliharaan bakau juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba saja minyak telah menyelimuti batang bakau yang baru beberapa bulan ditanam.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006