Dengan event ini saya harapkan semua mata tertuju pada disabilitas Indonesia, tidak hanya bisu dan tuli, tapi juga semua disabilitas untuk ambil bagian membantu memberikan pelatihan sampai bisa mandiri
Jakarta (ANTARA) - Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) memberikan pelatihan kepada 126 penyandang disabilitas dari Jakarta dan Bandung, Jawa Barat, agar dapat menjadi pengusaha dan diterima di beragam industri kreatif Indonesia.

Dengan membawa misi memberdayakan penyandang disabilitas untuk mandiri secara finansial, ke 126 orang tersebut dilatih menghasilkan beragam produk di bidang kuliner, tata rias, melukis, membatik, dan membuat keramik.

“Pelatihan untuk para penyandang disabilitas tersebut terdiri dari pelatihan kuliner untuk 48 peserta, selanjutnya make up artist untuk 48 peserta, melukis 10 peserta, membatik 10 peserta, dan keramik 10 peserta,” kata Ketua Umum PTI Myra Winarko dalam Pameran G20 Side Event bertajuk B20 Indonesia Digital Economy to Support SDGs di Nusa Dua, Bali, lewat keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.

Lebih lanjut, pihaknya tak merasa kesulitan dalam memberdayakan para penyandang disabilitas karena ingin melihat antusiasme mereka untuk menjadi mandiri. Ke depan, Myra menargetkan semua pihak mau membantu mendirikan pelatihan kecil untuk penyandang disabilitas.

Menurut dia, pemberdayaan ini takkan berhasil jika tidak menunjukkan hasil akhir. Dalam arti, diharapkan penyandang disabilitas dapat diterima bekerja di pelbagai perusahaan atau membuka usaha sendiri.

"Dengan event ini saya harapkan semua mata tertuju pada disabilitas Indonesia, tidak hanya bisu dan tuli, tapi juga semua disabilitas untuk ambil bagian membantu memberikan pelatihan sampai bisa mandiri," ucapnya.

Sejauh ini, PTI disebut terbantu Wardah dan Paragon yang memberikan pelatihan di bidang tata rias, dan dari kuliner dibantu oleh Moderna.

Legal and Organization Director PTI Hemasari Dharmabudi menambahkan pihaknya juga menghadirkan jenama bernama 6 Jagoan, yakni produk kuliner berupa telur asin, rempeyek, dan kue dari 15 penyandang disabilitas di Bandung.

Dengan produk ini, satu orang penyandang disabilitas dikatakan dapat menghasilkan Rp750 ribu sampai Rp2 juta. Bahkan, kini mereka sudah memiliki rumah produksi bersama.

"Suatu hari nanti di rumah produksi ini kami berharap akan bertambah banyak dan memproduksi secara masif. Ibu-ibu dari anak disabilitas juga akan diarahkan untuk mengolah telur asin menjadi produk olahan lain seperti keripik telur asin dan lainnya, sehingga produksi telur asin mereka sustainable," ucap Hermasari.

Khusus untuk pameran, PTI mematok harga produk dari para penyandang disabilitas mulai dari Rp500 ribu sampai Rp15 juta per produk lukisan.

Harga ini dinilai sudah melakukan diskusi terlebih dahulu dengan para penyandang disabilitas.

"Jadi kami ada perjanjian dari anaknya mau dijual berapa. Nanti kami naikkan harga sehingga kami dapat bagian yang akan kami gunakan untuk melanjutkan program disabilitas dari kami, bukan untuk hal lainnya," ungkap dia.

Baca juga: Menteri PPPA apresiasi perempuan pelaku UMKM berdayakan disabilitas
Baca juga: Erick Thohir ajak masyakarat beli produk UMKM disabilitas
Baca juga: Sandiaga berdayakan perekonomian disabilitas di Jakarta Utara


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022