Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong segenap masyarakat Indonesia agar memasifkan penanaman budaya hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan anak bangsa dari berbagai ancaman penyakit.

"Munculnya beragam penyakit di dunia menuntut kita sebagai bangsa untuk selalu meningkatkan daya tahan tubuh setiap anak bangsa lewat penyebarluasan budaya hidup sehat di Tanah Air," kata Lestari, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pada dasarnya, upaya untuk mempercepat penanaman budaya hidup sehat secara luas dalam rangka menjawab berbagai tantangan kesehatan dan gizi yang ada pada saat ini dapat segera terwujud melalui dukungan penuh dari masyarakat.

Baca juga: MPR RI: Sekolah dan keluarga jadi prioritas penanaman budaya sehat

Lebih lanjut, Lestari menyampaikan penanaman budaya hidup sehat secara luas itu dapat dilakukan melalui salah satu langkah strategis, yakni mengedukasi masyarakat secara masif mengenai pentingnya menerapkan budaya hidup sehat.

Kemudian, tambah dia, sekolah dan keluarga sepatutnya menjadi lingkungan yang diprioritaskan untuk dapat menumbuhkan penerapan budaya hidup sehat.

Di samping itu, Lestari juga mengharapkan para pemangku kepentingan dapat ikut berperan dalam mengakselerasi sejumlah upaya yang mampu mewujudkan generasi penerus bangsa Indonesia berdaya tahan secara fisik dan bermental tangguh.

Upaya-upaya itu, menurut dia, bernilai penting untuk dilakukan di tengah kondisi gizi anak di Indonesia yang memprihatinkan. Lestari menyampaikan bahwa hasil survei Status Gizi Indonesia (SGI) pada tahun 2021 menunjukkan bahwa 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting dan 1 dari 10 anak mengalami kekurangan gizi.

Salah satu yang menyebabkan hal itu terjadi, kata dia, adalah tingginya angka anemia dan kurang gizi pada remaja putri sebelum menikah sehingga pada saat hamil lalu melahirkan, anak mereka mengalami stunting.

Lestari menegaskan kondisi tersebut harus segera diatasi melalui edukasi budaya hidup sehat terhadap masyarakat luas yang dilakukan secara konsisten dan masif.

Selanjutnya, dia memandang bahwa Peringatan Pekan Air Susu Ibu (ASI) Sedunia pada 1 sampai dengan 7 Agustus yang diwarnai dengan sosialisasi manfaat ASI kepada masyarakat luas di Tanah Air harus dijadikan program nasional yang bersifat masif dan terukur.

"Apalagi, data Kantor Staf Presiden lewat siaran persnya menyebutkan terjadi penurunan jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia. Apabila pada 2018 tercatat 68,7 persen bayi mendapat ASI eksklusif, pada 2019, tercatat 65,8 persen bayi yang mendapat ASI eksklusif dan pada 2021, hanya 53,5 persen bayi yang mendapat ASI eksklusif. Padahal, ASI eksklusif merupakan salah satu pemasok gizi terbaik bagi calon penerus bangsa ini," ujar Lestari.

Baca juga: Ketua MPR apresiasi dukungan FISIP Universitas Brawijaya terhadap PPHN
Baca juga: Bamsoet minta pelapor dirinya ke MKD belajar hukum
Baca juga: Ketua MPR dorong seniman jual karya dalam bentuk NFT

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022