Jakarta (ANTARA) - Dukungan internasional untuk rehabilitasi mangrove di Tanah Air akan difokuskan, salah satunya diarahkan, untuk peningkatan kapasitas masyarakat di sekitar kawasan mangrove, ujar Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Satyawan Pudyatmoko.

"Lebih banyak ke pendanaan karena teknologi mangrove itu basisnya akar rumput, jadi lebih banyak seperti PEN (Pemulihan ekonomi nasional) menggunakan teknologi padat karya," kata Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi Satyawan ditemui di sela-sela acara forum EDM-CSWG G20 di Jakarta, Rabu.

Rehabilitasi mangrove terkait erat dengan peningkatan kapasitas masyarakat dan untuk itu dukungan pendanaan salah satunya akan difokuskan untuk mendukung masyarakat. Hal itu karena ketika terjadi kerusakan mangrove maka akan berdampak langsung kepada masyarakat.

Beberapa negara sendiri telah memperlihatkan ketertarikan untuk berkolaborasi dalam upaya rehabilitasi mangrove di Tanah Air.

Baca juga: BRGM: Indonesia perlihatkan komitmen besar untuk rehabilitasi mangrove

Baca juga: Indonesia dorong inisiatif untuk rehabilitasi mangrove di forum G20


Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Dyah Murtiningsih dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa beberapa negara itu seperti Arab Saudi, Jerman, Jepang dan Uni Emirat Arab. Selain itu, Indonesia juga akan berkolaborasi dengan Bank Dunia.

Kerja sama dengan komunitas internasional itu akan terintegrasi dengan target rehabilitasi Indonesia sebesar 600.000 hektare sampai dengan 2024.

Dyah menjelaskan bahwa wilayah mangrove yang akan direhabilitasi dengan dukungan komunitas internasional juga akan ditentukan untuk memastikan ketiadaan tumpang tindih operasi.

"Ada dua kriteria yang pertama terkait kerapatan mangrove itu sudah kita deteksi. Selain itu ada potensi habitat mangrove yang nanti bisa dilakukan rehabilitasi juga," katanya.*

Baca juga: Jawa Barat libatkan Wanadri dalam program penanaman mangrove

Baca juga: Komunitas lingkungan dan PLN Maluku bersihkan area mangrove di Ambon

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022