Roma (ANTARA) - Lebih dari 200 gletser pegunungan utama telah menghilang di Italia sejak pencatatan dimulai pada 1895, demikian disampaikan oleh kelompok aktivis lingkungan Italia Legambiente dalam laporan yang dirilis pada Rabu (10/8).

Dalam edisi ketiga laporan "Caravan of the Glaciers", Legambiente mengatakan bahwa sejumlah temuan terbaru telah memverifikasi terjadinya "regresi dramatis gletser akibat krisis iklim."

Kelompok itu mengatakan bahwa suhu pegunungan Alpine meningkat dua kali lebih cepat dibanding kenaikan suhu di permukaan laut, dan volume salju di daratan juga mengalami penurunan setiap tahun sejak 2012.
 
Laporan tersebut dibuat sebagai cara untuk memberi tahu para pembuat kebijakan tentang kebijakan pembangunan berkelanjutan, kata Legambiente. Laporan tersebut disusun oleh Legambiente dalam kerja sama dengan Komite Glasiologi Italia


Fenomena ini dianggap memiliki konsekuensi sangat luas. "Melelehnya tebing glasial dengan cepat tidak hanya menyebabkan hilangnya lanskap dan keanekaragaman hayati yang menakjubkan, tetapi juga hilangnya cadangan air tawar yang sangat penting," sebut laporan itu.

Kurangnya air tawar yang berasal dari cadangan glasial merupakan kontributor utama kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah Italia dan mengancam mengurangi hasil pertanian, terutama di Italia utara, yang ekosistemnya menjadikan air dari gletser sebagai bagian penting, sebut laporan itu.

Dampak penting lainnya melibatkan keselamatan publik, menurut laporan itu. Bulan lalu, 11 pendaki tewas ketika gletser yang mencair menimbulkan longsoran es dan salju yang dahsyat di Marmolada di Pegunungan Dolomites, Italia.

Para pejabat dan pakar mengaitkan tragedi itu dengan suhu udara yang sangat panas.

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022