masih ada kantin sekolah yang tidak menerapkan cara mengolah pangan aman
Kendari (ANTARA) - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kendari melakukan uji sampel terhadap pangan jajanan anak sekolah (PJAS) di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara guna memastikan pangan yang dikonsumsi aman dari bahan-bahan berbahaya.

Kepala BPOM Kendari Yoseph Nahak Klau dalam keterangan tertulis diterima di Kendari, Kamis mengatakan bahaya pada pangan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada tubuh manusia yang mengonsumsinya sehingga pihaknya melakukan uji sampel.

"Dalam rangka program intervensi keamanan pangan bagi anak sekolah, Badan POM melakukan sampling dan pengujian terhadap sampel pangan jajanan anak sekolah untuk mengetahui tingkat keamanannya," katanya.

Dia menjelaskan, pangan jajanan anak sekolah yang aman adalah bebas dari tiga bahaya, yaitu bahaya fisik seperti batu, kerikil, pasir dan lainnya; kedua bahaya kimia yakni mengandung bahan berbahaya, residu pestisida, hormon pertumbuhan dan lainnya.

"Kemudian yang ketiga itu terkait bahaya mikrobiologi yakni bakteri, virus, parasit dan lainnya. Inilah yang harus kita periksa," ujar dia.

Baca juga: BPOM intervensi keamanan PJAS di SDN 92 Kendari
Baca juga: Pakar Gizi: pedagang jajanan sekolah perlu dibina

Dia menjelaskan, pada tahun 2016, pangan jajanan anak sekolah dilaporkan masih bermasalah yaitu pada es, minuman beraroma dan sirup, jeli atau agar-agar dan bakso, dengan permasalahan terbesar tetap didominasi oleh produk minuman berwarna, sirup serta es.

Oleh karena itu, lanjut dia, pada target intervensi tahun 2022 untuk sampling dan pengujian PJAS dilakukan parameter uji kimia yakni formalin, boraks, rhodamin B dan methanyl yellow dan uji mikrobiologi meliputi E. coli, Salmonella sp. dengan rapid test kit.

"Dengan penggunaan uji cepat ini sangat membantu mempercepat pengumpulan informasi awal cemaran. Data yang dihasilkan merupakan informasi awal yang memerlukan pengujian atau konfirmasi lebih lanjut dengan uji standar apabila ada indikasi cemaran pada PJAS," ujar dia.

Dia menyebut, sekolah yang sudah diintervensi keamanan pangan jajanan anak sekolah yaitu di SDN 1 Gunung Jaya, SDN 1 Atula, SDN 1 Mataiwoi, SDN 1 Tirawuta, SMPN 1 Tirawuta, MTsN 1 Kolaka Timur dan SMPN 2 Tirawuta di Kabupaten Kolaka Timur.

"Dari pengujian kimia yang dilakukan terhadap 91 sampel tidak ditemukan mengandung formalin, namun masih ada kantin sekolah yang tidak menerapkan cara mengolah pangan aman," katanya.

Ia mengimbau kepada kader keamanan pangan untuk melakukan sosialisasi kepada pengelola kantin sekolah dan sekolah membuat kebijakan supaya program keamanan PJAS tercapai.

Baca juga: Wagub NTB sebut perlunya standardisasi jajanan anak sekolah

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022