Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas khususnya di bidang pendidikan, hanya bisa diperoleh melalui perencanaan yang matang. SDM di sektor ini akan memegang peran penting di masa mendatang
Jakarta (ANTARA) - Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani menilai format pendidikan yang menghasilkan keterampilan praktis bagi masyarakat diperlukan untuk membuat masyarakat tumbuh di tengah dinamika industri saat ini.

Hal itu diungkapkan saat Webinar The Future of Work and Education Task Force (FOWE TF), yang merupakan Kegiatan Sampingan B20 terkait dengan pendidikan dan peluang kerja di masa depan yang digelar secara hybrid di Jogja, Senin.

"Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas khususnya di bidang pendidikan, hanya bisa diperoleh melalui perencanaan yang matang. SDM di sektor ini akan memegang peran penting di masa mendatang," tutur Shinta dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan FOWE TF telah merumuskan tiga rekomendasi kebijakan untuk dibawa dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan diharapkan bisa diimplementasikan oleh seluruh negara di dunia dalam menjawab tantangan saat ini.

Rekomendasi tersebut yakni penciptaan pekerjaan berkelanjutan, pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan produktivitas dunia kerja, serta keterlibatan dan penyertaan.

Senada dengan Shinta, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan perlunya peran aktif pengusaha nasional dalam menyediakan pendidik dan infrastruktur yang memenuhi standar kompetensi kerja. Harapannya, dunia pendidikan mampu menciptakan tenaga kerja yang sesuai dengan dunia usaha.

Terlebih lagi, pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi terus mendorong keterlibatan dunia usaha, termasuk KADIN Indonesia bersama kementerian dan lembaga yang diarahkan untuk menyelaraskan pendidikan dan pelatihan vokasi.

“Secara organisasi KADIN Indonesia terlibat untuk bisa melakukan perbaikan dalam pendidikan vokasi, termasuk menyelaraskan pendidikan dan pelatihan vokasi sehingga tenaga kerja memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan pada akhirnya dapat menekan pengangguran,” ujar Arsjad.

Ia berpendapat tenaga kerja Indonesia harus mampu beradaptasi pada era revolusi industri 4.0. Apalagi, saat ini adopsi digitalisasi perusahaan Indonesia baru sebesar 20 persen, sedangkan di negara lain seperti Singapura, Korea, dan Tiongkok sudah mencapai 40 persen.

Untuk itu, agar SDM tetap mampu bersaing di era digital, perlu menambah kemampuan dengan cara reskilling atau upskilling.

“KADIN Indonesia bersama FOWE Task Force B20 berupaya untuk menutup kesenjangan akses pendidikan, terutama untuk kaum perempuan, dengan mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong sistem pendidikan dan pelatihan vokasi bersama dengan keterlibatan industri untuk mempersiapkan generasi muda dan tenaga kerja Indonesia yang unggul,” tuturnya.

Baca juga: B20 Indonesia: FOWE TF rumuskan rekomendasi kebijakan untuk KTT G20
Baca juga: KADIN-B20 sambangi Australia perkuat komitmen investasi sektor SDGs
Baca juga: B20 Indonesia temui pengusaha Jepang dorong bahasan agenda prioritas

 

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022