Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan data per 12 Agustus 2022 mencatat kasus virus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Mataram tersisa lima kasus dari total kasus secara kumulatif sebanyak 676 ekor.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram drh Dijan Riyatmoko, di Mataram, Senin, menyebutkan, dari 676 ekor sapi yang terkena virus PMK, 601 ekor dinyatakan sembuh, dan 70 ekor dipotong bersyarat.

"Sebanyak lima ekor sapi tersebut saat ini masih dalam tahap penyembuhan. Semoga sapi-sapi itu bisa sembuh secara bertahap hingga Mataram bisa berstatus zona hijau PMK," katanya.

Karenanya, sebagai langkah antisipasi penambahan kasus PMK, pihaknya terus mengaktifkan kegiatan penyemprotan disinfektan pada kandang-kandang peternak.

Baca juga: DPRD Mataram akan usulkan dana tidak terduga untuk bantuan obat PMK

Baca juga: Distan Mataram rumuskan sistem pengawasan kesehatan hewan kurban


"Selain itu, kita terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait kebersihan lingkungan di sekitar kandang peternak," katanya.

Sementara menyinggung tentang kemungkinan pembukaan Pasar Hewan Selagalas, Dijan mengatakan, untuk masalah pembukaan masih menunggu informasi dari pemerintah provinsi.

"Kendati kasus PMK di Mataram sudah turun signifikan, tapi untuk membuka pasar hewan kita harus menunggu instruksi dari Pemerintah Provinsi NTB," katanya.

Hal senada juga dikatakan Kepala Pasar Hewan Selagalas Zainal Rahmat yang mengatakan, hingga saat ini kepastian untuk pembukaan Pasar Hewan Selagalas belum ada.

"Prinsipnya kita siap menunggu perintah dibuka. Kami juga sudah koordinasi dengan Kepala Pasar Hewan di Lombok Timur dan memberikan jawaban sama menunggu," katanya.

Sementara, katanya, aktivitas pasar hewan di Kabupaten Lombok Tengah, sifatnya nekat-nekatan. Artinya, mereka beraktivitas sendiri sebelum resmi dibuka.

"Informasinya Lombok Tengah akan buka resmi pada 6 September 2022, tapi itu pun masih menunggu kepastian," ujarnya.*

Baca juga: Kasus PMK di Sumbawa dan Bima meluas

Baca juga: Ternak terjangkit PMK di Lombok tinggal 6.097 ekor

Pewarta: Nirkomala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022