Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan BRIN fokus menciptakan berbagai inovasi dari kegiatan riset hingga 2024, untuk mendukung kedaulatan pangan dan energi.

"Krisis akibat pandemi dua tahun terakhir yang diikuti gejolak harga komoditas akibat perang Rusia Ukraina mengajarkan hal yang fundamental untuk Indonesia, yaitu pentingnya kedaulatan pangan termasuk kesehatan dan energi. Kondisi ini mengisahkan keyakinan kita akan pentingnya kemandirian​​​​," kata Handoko saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Baca juga: BRIN: Indonesia perkuat riset untuk kedaulatan pangan dan energi

Sebagaimana Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, yang mengatakan bahwa krisis kesehatan akibat pandemi COVID-19 belum sepenuhnya pulih, perekonomian dunia belum sepenuhnya bangkit, dan terjadi perang di Ukraina.

Akibat kondisi itu, kata Presiden Jokowi, krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan tidak terhindarkan lagi. Diperkirakan 553 juta jiwa di dunia terancam kemiskinan ekstrem, dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan.

Untuk membangun Indonesia, Presiden Jokowi mengatakan sumber daya alam yang melimpah menjadi salah satu kekuatan bangsa Indonesia. Namun, sumber daya alam itu harus diolah, dihilirkan dan diindustrikan di dalam negeri agar nilai tambahnya bisa maksimal untuk kepentingan nasional.

Lebih lanjut, Handoko menekankan pentingnya peningkatan nilai tambah dari kekayaan bahan alam lokal untuk mendukung kedaulatan pangan dan energi, sehingga dapat mendukung pertumbuhan perekonomian bangsa.

Produk-produk berbasis sumber daya alam lokal seharusnya tidak lagi dijual dalam bentuk bahan mentah, melainkan ada peningkatan nilai tambah dan menjadi produk berkualitas tinggi yang meningkatkan daya saing bangsa.

Melalui pengolahan, pengembangan dan pemanfaatan kekayaan bahan lokal dengan menggunakan hasil inovasi dan teknologi, tidak hanya kebutuhan dalam negeri yang dapat terpenuhi nantinya, tapi juga dapat mendukung kegiatan ekspor.

Baca juga: Pelaku UMKM: Saatnya kedaulatan pangan lokal Indonesia bangkit

Baca juga: Legislator minta pemerintah serius antisipasi krisis pangan


"Pemerintah dan BRIN menyadari pentingnya peningkatan nilai tambah dari kekayaan bahan alam lokal. Ini penting, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga memanfaatkan peluang global di tengah krisis yang melanda. Karena krisis tidak hanya menimbulkan bencana, tetapi juga memunculkan peluang baru," ujar Handoko.

Handoko mengatakan nilai tambah signifikan hanya bisa diperoleh melalui pengembangan berbagai produk berbasis riset. Oleh karena itu, BRIN untuk jangka pendek sampai 2024 fokus pada penciptaan berbagai inovasi dari riset guna mendukung kedaulatan pangan dan energi.

Para periset dalam negeri diarahkan untuk meningkatkan kegiatan riset dan inovasi dalam mendukung kedaulatan pangan dan energi dan mencegah krisis pangan dan energi di Indonesia.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022